Jakarta, CNN Indonesia -- Suzuki Ertiga berganti wajah setelah enam tahun menemani konsumen Indonesia. Tak bisa dipungkiri, Ertiga generasi kedua menyimpan segudang keunggulan ketika debut dunia di pameran otomotif Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2018.
Gayung bersambut, IIMS 2018 tersedia unit
test drive Ertiga baru bagi para pengunjung yang ingin mencobanya.
CNNIndonesia.com memilih
all-new Suzuki Ertiga tipe GX transmisi otomatis.
Untuk diingat, Indonesia merupakan negara pertama yang menjadi tempat peluncuran MPV tujuh penumpang andalan Suzuki. Kehadirannya diharapkan mengembalikan kepopuleran Ertiga yang saat pertama kali meluncur di Tanah Air, penjualannya sempat tembus di atas 6.000 unit per bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun perlahan turun diduga ketatnya persaingan segmen
low MPV dalam negeri. Untuk model barunya, Suzuki Indomobil Sales (SIS) memasang target penjualan psikologis sebesar 5.000 unit per bulan. Dengan sentuhan baru, SIS optimistis targetnya mudah dicapai.
 IIMS 2018 tersedia Suzuki Ertiga baru untuk diuji para pengunjung. (CNN Indonesia/Muhammad Ikhsan) |
Sebelum mengendalikan Ertiga baru, baiknya membahas perubahan di sektor eksterior. Tidak berlebihan jika saya menyebut Suzuki menerapkan pola menyerang dan bertahan terhadap para kompetitornya.
Pola menyerang Suzuki Ertiga bisa dirasakan mulai depan, samping dan belakang dengan menyodorkan desain baru lebih modern. Sepintas fasia depan Ertiga 2018 bisa dibilang sedikit terinspirasi desain mobil Eropa dari model Volvo V90 Cross Country 2017.
Yaitu, gril berbentuk persegi panjang dengan sudut tumpul dan lampu depan menyempit ke belakang dengan lekukan yang telah disesuaikan dengan bentuk bodi.
Kemiripan lainnya juga terlihat pada pinggiran bumper dengan pola lebar yang memberikan ruang untuk meletakkan lampu kabut.
Beranjak ke bagian buritan, rasanya apa yang ditawarkan Suzuki sudah lebih baik dibanding desain lawasnya yang meluncur pertama kali di Indonesia pada 2012 yang saat itu desain
stop lamp dinilai tak proporsional dengan desain pintu belakang. Suzuki belajar dari kesalahan enam tahun silam dan pada akhirnya menyajikan desain lampu belakang terlihat seimbang dengan bodinya.
 CNNIndonesia.com dengan tinggi badan 168 cm duduk di kursi baris kedua Ertiga baru. (Dok. Istimewa) |
Memasuki interior, Ertiga kembali melakukan serangan lewat perubahan-perubahan, mulai dasbor, kemudi, jok,
doortrim hingga
meter cluster selain menyajikan interior sedikit lebih lega. Interior Ertiga baru memiliki ciri khas bentuk yang tidak dimiliki pesaingnya.
Namun di balik pola serangannya, Suzuki diam-diam menerapkan pola bertahan.
Siasat itu bisa dirasakan bagaimana MPV Ertiga generasi kedua masih menegaskan kenyamanan berkendara yang menjadi ciri khas dari Ertiga. Saya anggap Suzuki mampu mempertahankan kenyamanan yang tak pernah lepas dari sorotan konsumen.
Kenyamanan itu muncul karena secara dimensi mobil ini lebih panjang. Kondisi ini membuat desainer lebih leluasa mendesain ulang interiornya. Hanya saja hampir tak ada perubahan di bagian atap dan
blower ac tengah.
Pola menyerang kembali dimainkan Suzuki bak tak terhentikan seperti Lionel Messi menggiring bola ke daerah pertahanan lawan. Sebut saja seperti menyuguhkan mesin baru kode K15B kapasitas 1.500cc untuk menggantikan mesin sebelumnya, yaitu mesin kode K14B kapasitas 1.373cc. Mesin barunya tetap mengutamakan efisiensi yang masih menjadi penentu konsumen dalam membeli kendaraan pribadi.
 Tes singkat Ertiga baru di IIMS 2018. (CNN Indonesia/Muhammad Ikhsan) |
Mesinnya bisa dinyalakan tombol
engine start stop di sebelah kanan pengemudi. Suara mesin juga hampir tak terdengar ke dalam interior dalam kondisi
idle. Impresinya masih seperti Ertiga lawas, senyap. Posisi duduk juga nyaman dan sudah tersedia tuas untuk mengatur ketinggian kursi demi meningkatkan kualitas penglihatan pengemudi ke daerah depan dan samping mobil.
Saya pun mengerahkan mobil ke area
test drive yang sangat terbatas terdiri dari lintasan lurus, tikungan, dan pita penggaduh. Respons mesin di putaran awal cukup halus. Dan saat dicoba berakselerasi, mesinnya cukup responsif.
Mesin Ertiga baru menyemburkan tenaga sebesar 104,7 ps (103,2 tenaga kuda) pada RPM 6.000 dengan torsinya 138 nm pada RPM 4.400. Bergerak di atas lintasan yang tidak rata dengan kecepatan 20-25 km per jam, suspensi Ertiga baru terasa empuk.
Kekurangan dari mobil ini terasa berguncang selama melintasi empat pita penggaduh yang melintang. Saya pun harus menurunkan kecepatan hingga 5 km per jam.
 Suzuki Ertiga generasi kedua menyajikan lampu belakang baru yang lebih lebar. (CNN Indonesia/Muhammad Ikhsan) |
Beruntung putaran kemudinya ringan dan memudahkan saya memasuki U-turn (putar arah). Harus diakui radius putar minimum mencapai 5,2 meter cukup memudahkan Ertiga bergerak di area terbatas. Saya tak perlu mundur untuk melahap U-turn.
Keluhan Ertiga baru ketika menjadi pengemudi. Kaki kanan saya terhalang oleh bagian lengkungan rumah roda ketika hendak menginjak pedal gas dalam-dalam. Namun masih bisa 'diakali' dengan menegakkan telapak kaki kanan, karena memang posisi telapak kaki kanan saya lebih nyaman agak miring ke arah kanan saat menginjak pedal gas.
Namun, keluhan itu berhasil ditutupi dengan nyamannya interior Suzuki Ertiga baru dan hal-hal baru lain seperti
head unit yang menyembul di dasbor. Desainnya mirip dengan sistem hiburan
city car Ignis yang membidik konsumen berjiwa muda.
(asa)