Jakarta, CNN Indonesia -- PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), selaku agen pemegang merek (APM) kendaraan Mitsubishi Fuso di Indonesia sudah tidak nyaman dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Saat ini dolar AS hampir menyentuh Rp14 ribu/US$. Kekhawatiran tersebut ditakutkan akan memengaruhi biaya produksi dan harga jual kendaraan Mitsubishi Fuso di Indonesia.
"Mendekati Rp14 ribu sudah goyang-goyang. Kami terus melihat perkembangan dolar AS karena bagaimana pun dolar AS sangat berpengaruh kepada produksi kami," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran PT KTB Duljatmono.
"Soalnya dari banyak produk Mitsubishi Fuso, 50 persen komponennnya masih kita impor secara CKD (
Completely Knocked Down). Mudah-mudahan ini tidak terus terjadi sehingga tidak memengaruhi komponen yang berkaitan dengan produksi yang cukup signifikan," jelas Duljatmono melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitsubishi Fuso sendiri mematok target peningkatan penjualan menjadi 24 persen dengan target 46 persen pangsa pasar (pada 2018) dan 50 persen pangsa pasar kendaraan komersial Mitsubishi dalam negeri pada 2021.
Duljatmono menjelaskan target perkembangan pasar Fuso tahun ini bisa saja terkoreksi jika dolar AS akhirnya sentuh Rp14 ribu, bahkan lebih. Namun Ia belum bisa menghitung depresiasi (penyusutan) sebagai dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhada dolar AS.
"Bisa terkoreksi, tapi belum berani hitung prediksinya berapa. Ini sangat tergantung dengan daya beli pertumbuhan perekonomian Indonesia sendiri," imbuh pria karib disapa Momon itu.
"Saya ngomong tinggi dorongan projek-projek pemerintah yang membantu ekonomi berjalan, ternyata tidak support, ya dropnya tetap besar. Tapi kalau itu (perekonomian) tetap jalan kuat, walaupun ada shifting pricing karena naik dolar AS ya mungkin ada dampak, tapi kecil," tegasnya.
Selama ini, pihak KTB masih sebatas mewaspadai pergerakkan dolas AS dan belum memutuskan menaikkan harga jual kendaraan Fuso.
(mik)