Jatuh Bangun Mahathir Kembangkan Industri Otomotif Proton

Jakarta, CNN Indonesia -- Kiprah Proton di industri otomotif Indonesia memang tidak seberuntung merek mobil AS, Eropa, Jepang bahkan Korea. Kendati demikian, Proton sangat dibanggakan masyarakat Malaysia. Sebab ini adalah mobil nasional pertama Malaysia, sebelum berdirinya Perodua pada tahun 1993.

Proton berada di bawah naungan Proton Holdings Berhad, adalah perusahaan berbasis di Malaysia yang fokus mengembangkan dan menjual kendaraan penumpang.

Dalam perjalanannya, nama besar Proton tidak bisa lepas dari Perdana Menteri Malaysia terpilih Mahathir Mohamad (92). Sebab, Proton sendiri pertama kali diprakarsai oleh Mahathir Mohamad pada tahun 1979 tujuannya demi menggairahkan industri otomotif Malaysia.

Selanjutnya, proyek itu disetujui oleh Kabinet Malaysia pada tahun 1982, dan satu tahun kemudian berdirilah Proton (Perusahaan Otomobil Nasional Berhad).

Mahathir selanjutnya dipercaya menjadi CEO Proton sekaligus menjadikannya kepala negara pertama yang memimpin perusaaan mobil nasional. Dua tahun kemudian, pria kelahiran 10 Juli 1925 itu memilih kawasan Shah Alam sebagai pabrik dan kantor pusat Proton.

Pada awal berdirinya Proton masih menggunakan teknologi dari perusahaan otomotif asal Jepang, Mitsubishi. Sangat wajar ketika Proton meluncurkan Proton Saga pada Juli 1985. Mobil tersebut menjadi model pertama Proton sekaligus mobil sedan kebanggaan masyarakat Malaysia.

Lihat juga: Gurita Akuisisi China di Industri Otomotif Dunia

Saga sendiri berdasarkan platform Mitsubishi Lancer Fiore. Pada tahun 1986, Proton telah berhasil meluncurkan 10.000 unit mobil. Tahun berikutnya lebih dari 50.000 unit. Indonesia salah satu negara yang meneriman penjualan Saga.

Saat itu Proton dicap sebagai mobil nasional Malaysia yang sukses, dan membuktikan Malaysia sebagai negara ke-11 di dunia dengan kemampuan merancang mobil dari nol. Proton dijual di setidaknya 15 negara, yang sebagian besar pasarnya berada di Asia.

Berada di bawah kendali Mahathir, penjualan Proton terus tumbuh. Bahkan perusahaan itu berjuang untuk memenuhi permintaan Saga yang terus meningkat. Sebagai bukti, tahun 1986 Proton mendominasi 64 persen pangsa pasar domestik Malaysia untuk mobil penumpang dengan mesin di bawah 1.600cc.

Kemudian pada Oktober 1987, varian Saga hatchback diluncurkan dengan menampilkan mesin Mitsubishi kode 4G15 kapasitas 1.500cc. Baik model sedan dan hatchback memasuki pasar otomotif Inggris pada tahun 1989.

Proton pun dinobatkan sebagai perusahaan otomotif baru dengan penjualan tercepat memasuki Inggris. Pada tahun 1996, masuklah saham mayoritas dari Grup Lotus di tengah krisis ekonomi yang menerpa Proton.

Sembilan tahun kemudian, Mitsubishi ikut telah melepaskan saham mereka di Proton ke Khazanah Nasional, anak perusahaan pemerintah Malaysia di bawah Kementerian Keuangan. Dan pada tahun 2012, Proton sepenuhnya diakuisisi oleh DRB-HICOM.

Lihat juga: Kerja Sama dengan Proton, Indonesia Akan Punya Mobil Nasional

Lima tahun kemudian, sebanyak 49,9 persen saham Proton dibeli oleh perusahaan otomotif China, Zhejiang Geely Holding Group.

Mahathir sendiri sudah tidak menjabat di Proton ketika saham Proton dibeli manufaktur asal China. Ia tercatat resmi meninggalkan Proton pada 30 Maret 2016.

Mahathir disebut-sebut sempat geram dengan pembelian hampir 50 persen saham Proton oleh Geely. Namun, si tangan besi -julukan Mahathir-, tak bisa berbuat apa-apa karena Ia tak lagi dalam struktur organisasi perusahaan.

Masuknya Geely, diharapkan mengembalikan citra produsen mobil Proton. Geely sendiri memiliki banyak model mobil di China dan memungkinkan untuk berbagi platform dengan Proton untuk menembus pasar otomotif Asia Tenggara.

Dengan Mahathir Mohamad kembali ke tampuk kekuasaan, akankah Ia mampu mengembalikan kondisi Proton dan menghapus saham asing sesuai dengan kehendak Mahathir sejak pertama kali perusahaan tersebut berdiri? Hanya Mahathir yang bisa menjawabnya.