Jakarta, CNN Indonesia -- Dedy Permadi, pengamat digital sekaligus Ketua Umum Gerakan
#Siberkreasi menyebut bahwa saat ini
platform pengecekan fakta yang ada masih belum bisa menandingi kecepatan produksi dan penyebaran hoaks.
Hal ini disampaikan Dedy saat ditanyai terkait maraknya berita hoaks yang menyebar di platform media sosial dan layanan perpesanan pasca terjadinya
ledakan bom di Surabaya, Minggu (13/5).
"[Warga] bisa menggunakan
platform stophoax.id. [Tapi,] kalau mengandalkan
platform checker yang disediakan pemerintah tidak akan secepat penyebaran hoaks itu sendiri," tuturnya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Senin (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab hoaks bisa menyebar tiap detik, sementara tim perlu waktu untuk melakukan klarifikasi [...] Meski demikian pemerintah akan tetap mengupayakan," tuturnya lagi.
Untuk itu, menurut Dedy, cara tercepat adalah dengan melakukan pengecekan informasi yang diterima secara mandiri. Ia mengimbau agar masyarakat jangan terlalu cepat membagi informasi yang diterimanya. Sebaiknya dilakukan pengecekan fakta terlebih dulu ke media atau ke situs resmi pemerintah.
"Kalau dapat berita jangan cepet di-
share, dicek dulu di [media] televisi, rilis pemerintah, kalau ragu jangan dibagi. Pengecekannya di level individu," tandasnya.
Situs stophoax.id sendiri adalah hasil kerjasama Siberkreasi dengan beberapa institusi seperti Dewan Pers, ICT Watch, Kominfo, Kepolisian, dan beberapa instansi terkait lainnya.
Sementara Siberkreasi adalah gerakan nasional untuk menanggulangi penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoaks,
cyberbullying, dan penyebaran radikalisme secara
online.
(eks)