Jakarta, CNN Indonesia -- Rentetan ledakan
bom di Surabaya dan Sidoarjo memunculkan peredaran konten hoaks melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.
Selain foto dan video, konten berisi peringatan untuk menghindari keramaian yang mengatasnamakan BIN dan Densus 88 belakangan ramai beredar. Gejolak yang bisa memicu gesekan dan perpecahan tak bisa dipungkiri memicu kekhawatiran dan rasa cemas.
Menkominfo Rudiantara mengimbau masyarakat tidak menyebarluaskan foto dan video korban aksi terorisme melalui media apapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perhatikan dampak penyebaran konten berupa foto, gambar atau video yang dapat memberi oksigen bagi tujuan aksi terorisme, yaitu membuat ketakutan di masyarakat," tulisnya dalam keterangan resmi.
Warga diimbau melaporkan segala bentuk konten hoaks yang bisa memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Jika menemukan konten hoaks, masyarakat bisa melaporkannya melalui kanal-kanal berikut:
Situs: aduankonten.id
Surel:
[email protected]Nomor WhatsApp: 08119224545
Masyarakat juga bisa melaporkan temuan hoaks dengan menyertakan akun @AduanKonten, @BNPTRI, @CCICPolri, dan @DivHumas_Polri.
Ketika menyampaikan laporan konten hoaks, pelapor diminta untuk menyertakan screen capture (tautan konten) yang ditemukan. Selanjutnya laporan akan diproses dan diverifikasi lebih lanjut.
Selain kasus ledakan bom yang dilakukan oleh teroris, layanan aduan konten in ijuga bisa dipakai untuk melaporkan penyebaran konten negatif seperti pornografi, ujaran kebencian, perjudian, narkoba, penipuan, kekerasan, malware, dan berita bohon.
Selain melalui kanal yang dibuka oleh Kemenkominfo, pemerintah juga bisa menyampaikan laporan hoaks melalui platform stophoax.id.
Rentetan bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5) menyisakan duka mendalam. Pagi ini (14/5) ledakan bom kembali terjadi dan menyerang kantor Mapolresta Surabaya.
[Gambas:Video CNN] (evn)