Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen mobil listrik Tesla Motors mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekitar sembilan persen karyawan. PHK tersebut dilakukan kurang satu satu pekan setelah perusahaan Amerika Serikat itu mengungkap komitmennya membangun mobil listrik dan komponen baterai di Shanghai.
Pemutusan hubungan kerja ini bagian dari restrukturisasi perusahaan untuk mengatasi organisasi perusahaan yang dinilai terlalu besar. PHK tersebut diharapkan bisa meningkatkan profitabilitas keuangan perusahaan.
Pada awal 2017, Tesla telah menambahkan sekitar 8.000 pekerjaan dan perusahaan Amerika Serikat tersebut mempekerjakan total sekitar 46.000 pekerja. Dan pada memasuki kuartal II 2018, perusahaan mereorganisasi dengan 'merumahkan' sekitar 4.100 pekerjaan.
CEO Tesla Motors Elon Musk mengatakan PHK ribuan pekerja ini tidak akan memengaruhi produksi Tesla Model 3 di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Tesla tidak pernah menghasilkan laba tahunan dalam hampir 15 tahun sejak kami ada, keuntungan jelas bukan motivasi kami," kata Musk dalam pesannya kepada AFP.
"Apa yang mendorong kami adalah misi kami untuk mempercepat transisi menjadi perusahaan energi yang bersih dan berkelanjutan, tetapi kami tidak akan pernah mencapai misi itu kecuali kami akhirnya menunjukkan bahwa kami dapat secara berkelanjutan mendapatkan keuntungan," tambah Musk.
"Itu adalah kritik yang valid dan adil terhadap sejarah Tesla hingga saat ini."
PHK tersebut telah diperhitungkan secara matang oleh perusahaan. Dijelaskan Musk, bahwa keputusan untuk memangkas pekerjaan adalah "sulit tetapi perlu."
Sebelumnya diberitakan setelah menentukan pabriknya di Asia, Tesla akan menentukan lokasi Gigafactory di Eropa pada akhir tahun ini. Dikabarkan jika perusahaan Tesla akan memiliki 10 hingga 12 pabrik di seluruh dunia.
Gigafactories akan memproduksi baterai dan mobil. Tesla Gigafactory di Nevada, juga membuat baterai untuk mobil yang dirakit di California Utara.
(age/mik)