Melantai di Bursa Hong Kong, Valuasi Xiaomi Capai Rp776 T

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 09 Jul 2018 12:18 WIB
Xiaomi secara resmi melantai di bursa Hong Kong dengan penawaran 17 dolar Hong Kong per lembar saham dan menjadikan valuasi perusahaan mencapai US$54,3 miliar.
Xiaomi resmi melantai di bursa saham Hong Kong. (Foto: REUTERS/Bobby Yip)
Jakarta, CNN Indonesia -- Xiaomi akhirnya secara resmi melantai di bursa saham Hong Kong pada Senin (9/7).

Pada penawaran perdana (Initial Public Offering/ IPO), saham Xiaomi dilepas seharga 17 dolar Hong Kong (sekitar Rp30 ribu) per lembar.

Dengan begitu, valuasi Xiaomi saat in mencapai US$54,3 miliar atau sekira Rp776 triliun. Angka ini setengah lebih rendah dari yang diperkirakan pada Januari lalu yakni sebesar US$100 miliar (sekira Rp1.000 triliun).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, kepala strategi First Shanghai Securities Linus Yip menilai investor tak terlalu ambil pusing dengan penurunan tersebut karena menganggap nilainya masih lebih tinggi dari saham perusahaan teknologi lain.

"Perdagangan masih di bawah harga menunjukkan bahwa investor tak mempermasalahkan valuasi saham yang justru lebih tinggi dari Tencent dan Apple," ungkap Yip seperti dilaporkan Reuters.

Sementara itu, pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun mengaku optimis penawaran saham perdana ini bisa menjadikan perusahaannya salah satu dari tiga perusahaan teknologi dunia yang memiliki valuasi tinggi setelah resmi melantai di bursa saham.

"Sejak hari pertama, kami telah menyiapkan struktur pembagian saham. Tanpa inovasi pasar modal Hong Kong, kami tidak akan pernah mendapat kesempatan go public," ungkap Jun disela selebrasi di bursa saham Hong Kong.

Xiaomi berencana menjual 2,18 miliar lembar saham dan menjadikannya sebagai IPO terbesar di jagat teknologi setelah Alibaba yang mengoleksi US$25 miliar saat melantai di bursa saham New York pada 2014 lalu.

Usai IPO, Jun menegaskan fokus utama perusahaan kedepannya bukan hanya menjual banyak perangkat atau mengantongi lebih banyak keuntungan. Kendati demikian, perusahaan asal China ini mengaku akan tetap mengusung strategi memboyong ponsel murah dengan performa tinggi, produk terkoneksi internet, dan jaringan ritel. (evn)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER