Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan seluruh merek anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) terekam naik 3,7 persen pada semester pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu. Namun, tidak semua Agen Pemegang Merek (APM) menjalani paruh tahun ini dengan senyum.
Pasar nasional bergerak sedikit naik, dari hasil 533.506 unit pada semester satu 2017 menjadi 554.757 unit pada semester satu 2018. Penambahannya sebesar 20.251 unit. Gaikindo optimistis penjualan kendaraan pada tahun 2018 capai 1,1 juta unit, atau naik sedikit dari tahun lalu yang mencatat 1,079 juta unit.
Dari catatan Gaikindo, peningkatan paling menonjol terjadi pada segmen premium MPV (73 persen), truk dan bus (33 persen),
city car (16 persen), medium SUV (10 persen), dan pikap (8 persen). Segmen langganan laku keras, yakni LCGC (mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan) menurun 4,6 persen dan low MPV yang sudah diisi Xpander hanya sanggup meninggi 4,7 persen.
Tiga APM besar jatuh
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penguasa pasar mobil di Indonesia, Toyota, tercatat mengalami penurunan pangsa pasar. Toyota kini memegang 29,2 persen pangsa pasar pada semester satu 2018 dengan hasil 161.446 unit. Pada semester satu 2017, Toyota mendapat 36,6 persen berkat hasil 195.288 unit.
Tahun ini Toyota mengendur di segmen andalan LCGC,
low MPV, dan SUV. Hasil bagus di segmen
low SUV dan medium MPV tidak bisa menutupi kekurangan penjualan yang sedang terjadi.
Excecutive General Manager Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan banyak tantangan yang terjadi selama setengah tahun ini, dimulai dari masalah kredit pembelian, tahun politik, hingga perubahan nilai tukar mata uang yang berpengaruh ke kenaikan suku bunga Bank Indonesia.
"Jadi yang bermasalah ada di segmen bawah karena kredit dan leasing pun berhati-hati. Kenaikan suku bunga berpengaruh pada segmen menengah ke atas, mereka jadi lebih banyak menyimpan uang di bawah bantal," ucap Soerjopranoto.
Buat Toyota, salah satu alasan berkurangnya penguasaan pasar karena digerus kompetisi. Model terlaris Toyota, Avanza, sedang diganggu Xpander. Status mobil terlaris bulanan yang selama ini dipegang Avanza sempat direbut Xpander sejak awal tahun.
"Pertama itu karena makin banyak pilihan dengan bertambahnya model baru, pasar pasti makin melebar. Kedua ada kenaikan pasar (nasional) itu penyebab kami turun. Pasar komersial naik, sedangkan Toyota di segmen itu tidak terlalu banyak. Jadi ini wajar, yang menikmati kenaikan bukan Toyota," jelas pria yang sering disapa Soerjo itu.
Di merek sebelah, Honda, juga mengalami penurunan, tapi tidak separah Toyota. Honda sekarang hanya menguasai 13,8 persen pasar (76.694 unit), padahal pada periode yang sama tahun lalu bisa 17,5 persen (93.261 unit).
Dari tiga merek terlaris di Indonesia, hanya Daihatsu yang bisa bertahan. Penjualan Daihatsu semester satu 2018 meningkat menjadi 94.929 unit dari sebelumnya 94.287 unit, kendati demikian, pangsa pasar Daihatsu pada semester satu 2018 turun menjadi 17,1 persen, sebelumnya 17,7 persen.
Senyum ada di wajah Mitsubishi yang sanggup meningkatkan penjualannya hingga mendekati dua kali lipat karena Xpander. Pada semester satu 2017 Mitsubishi menguasai 9,9 persen (53.034 unit), sekarang 18,1 persen (100.122 unit).
Suzuki yang sudah menelurkan generasi baru Ertiga pada April lalu ditambah kenaikan penjualan Ignis dan pikap menuai hasil positif pada semester satu 2018. Suzuki menjual 60.930 unit dan meraih pangsa pasar 11 persen. Pada tahun lalu, Suzuki menjual 51.764 unit dan memegang pangsa pasar 9,7 persen.
GIIAS 2018Sekretaris Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan, salah satu faktor yang menjaga laju penjualan roda empat di Indonesia pada semester pertama tahun ini adalah segmen komersial. Menurut dia, penjualan truk kelas berat 24 ton ke atas sedang bagus dan selain itu pikap kabin ganda juga naik.
"Lumayan, ada kenaikan karena kan kemarin sempat terpotong libur Lebaran," ujar Kukuh pekan lalu mengomentari hasil penjualan nasional semester satu 2018.
Kukuh mengatakan prediksi Gaikindo atas total pasar tidak berubah dari yang disebut pada awal tahun ini yaitu mencapai 1,1 juta unit. Menurut Kukuh, seperti terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, semester kedua selalu lebih baik dibanding semester satu.
Para APM bakal dibantu berakselerasi lewat penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. Pameran otomotif yang selalu ramai wiraniaga ini seperti oasis pada penjualan semester kedua.
Pada GIIAS 2017 tercatat nilai transaksi yang terjadi selama 11 hari penyelenggaraan sebesar Rp 7 triliun dengan penjualan mobil lebih dari 20.000 unit. Tahun ini Gaikindo membidik kenaikan nilai transaksi sebesar 2-5 persen.
(mik)