Jakarta, CNN Indonesia -- Kejadian mobil terbakar akibat korsleting baterai bukan tidak mungkin terjadi. Ini terjadi karena aki atau baterai mobil memiliki daya listrik yang besar.
Sebagai pengingat, baterai adalah sumber utama kelistrikan mobil yang tidak pernah berhenti bekerja, walaupun mesin dalam kondisi tak menyala. Sebisa mungkin pemilik mobil disarankan tidak mengutak-atik aki atau baterai tanpa penanganan yang benar, sebab bila salah dampaknya berpotensi membahayakan.
Dalam proses kerjanya, aki mobil punya dua terminal atau kepala yang jadi penanda dua kutub, positif dan negatif. Tergantung desain mobil, namun kebanyakan kutub negatif yang menyambung melalui kabel langsung ke bodi (massa/
ground) dan positif ke komponen kelistrikan seperti motor starter untuk menyalakan mesin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu contoh kejadian timbul bunga api dari baterai yaitu ketika terbalik memasang kabel ke terminal baterai. Artinya kabel
ground yang dipasang ke kutub positif dan sebaliknya. Bila itu kejadian maka yang terjadi adalah korsleting (arus pendek) kemudian dampaknya timbul panas atau bunga api.
Ada skenario lain bunga api muncul dari aki seperti dijelaskan Riecky Patrayudha Asisten Kepala Pelayanan Suzuki Indomobil Sales (SIS), yaitu dari gesekan kabel yang tidak terpasang kuat di kepala aki.
"Aki itu sebenarnya tidak ada potensi terbakar kalau semua dalam kondisi aman. Masalahnya yang menyebabkan percikan api itu kendornya sambungan postif atau negatif," jelas Rieky.
"Di setiap kepala aki ada torsi buat mengencangkan, biasanya yang terjadi torsi enggak sesuai. Enggak sesuai juga bisa karena ada peralatan lain, misalnya kabel
power audio yang ikut menempel ke kepala aki. Akibatnya sambungan enggak kencang, kalau terus goyang selama mobil jalan bikin bunga api," ujar Riecky kemudian.
Bunga api seperti kondisi yang dijelaskan Riecky mampu membuat mobil terbakar. Penjelasan logisnya, bunga api tersebut awalnya membakar isolator kabel dan kemudian api merambat ke bahan mudah terbakar lainnya yang ada di ruang mesin.
Situasi lain yang lebih ekstrem, kabel positif aki longgar hingga menjuntai. Bunga api akan muncul ketika kabel itu bersentuhan dengan bahan metal mobil di ruang mesin. Masalahnya jadi makin runyam jika mobil terus bergoyang karena digunakan.
"Kalau dari pabrikan, kami sudah hitung ketahanan kabel, ampere dan ohm, untuk tambahan peralatan pada aki. Kadang ada produsen
aftermarket (aksesori) yang tidak memperhitungkan itu, misalnya
stabilizer lampu depan. Sepanjang pengalaman kami, jarang ada yang bermasalah dengan
stabilizer itu tapi kendalanya ada pada pemasangan karena kan semua harus dihitung ulang koneksinya," papar Riecky.
Riecky menjelaskan, konsumen Suzuki yang sudah menggunakan perangkat tambahan melibatkan aki bakal menghanguskan garansi. Sebab itu, Riecky tidak merekomendasikan pemilik mengganggu kerja aki standar.
"Kalau kami dari Suzuki, apapun barang aksesori elektronik yang kami tawarkan sudah disetujui oleh pabrikan, ada keamanannya dan
engineering. Aki sebaiknya tidak usah digganggu karena ada
power begitu besar dalam satu boks," ucap Riecky.
(mik)