E-Commerce Waspada Serangan Peretas Saat Pesta Diskon

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 10 Okt 2018 09:25 WIB
Pelaku e-commerce diharapkan lebih waspada terhadap peningkatan traffic pada gelaran belanja online yang puncaknya jatuh pada Harbolnas 12.12.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanggal cantik 10 Oktober (10.10) menjadi pilihan para e-commerce untuk menggelar pesta diskon. Ajang belanja online 10.10 akan berlanjut ke 11.11 hingga klimaksnya jatuh pada Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 12.12. Ketua Asosiasi Big Data dan AI Indonesia Rudi Rusdiah menilai para pelaku e-commerce harus waspada terhadap serangan peretas.

Pasalnya, saat ajang pesta diskon dipastikan traffic e-commerce akan meningkat drastis. Rudi mengatakan pelaku e-commerce harus bersiap-siap menghadapi serangan peretas khususnya serangan berupa download distributed denial of service (DDoS).

DDoS merupakan cara peretas untuk membanjiri traffic server sampai down. Dengan adanya langkah preventif dari para pelaku e-commerce, maka pesta diskon diharapkan bisa berjalan dengan lancar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa DDoS attack, overload servernya jadi sampai down, jadi terganggu pesta diskonnya. Mereka harus siap-siap, ahli-ahli keamanan sibernya harusnya sudah canggih karena pasti mereka diserang, kesempatan diserang hacker atau kompetitor," ujar Rudi kepada CNNIndonesia.com di Hotel Shangrilla, Jakarta Pusat Selasa (9/10).

Rudi mengatakan para pelaku e-commerce harus cepat dalam implementasi teknologi untuk menangkal kejahatan siber menjelang pesta diskon. Para pelaku e-commerce harus adu cepat dan kuat dengan peretas dalam pertarungan siber.

"Mereka harus gunakan kecerdasan buatan dan big data. Kalau tidak pakai kita akan kalah dari peretas, pasalnya bisa saja mereka duluan pakai teknologi itu. Saran saya kalau tidak manfaatkan, orang lain yang akan manfaatkan. Orang lain akan manfaatkan teknologi kalau mau menang," tutur Rudi.

Rudi memandang serangan siber terus berkembang dan bervariasi, oleh karena itu pihak yang bertahan harus selalu memperbarui sistem keamanan secara komprehensif agar mampu bertahan dari serangan.

"Siklus keamanan siber itu endless antara yang melindungi dan yang mencoba untuk bobol. Mereka adu kuat sistem, kalau ada cara serang baru makan sistem bertahannya harus diperbarui, adu cepat," kata Rudi. (jnp/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER