Jakarta, CNN Indonesia --
Board of Investment (BoI) atau Badan Penanaman Modal Thailand memberikan lampu hijau untuk
Mazda produksi mobil
hybrid di Thailand dengan investasi sebesar 11,48 miliar baht (Rp5,1 triliun).
Mengutip
Bangkok Post, Jumat (16/11) dari dana investasi yang dikucurkan, Mazda akan memproduksi lima bagian inti mobil hybrid, yaitu baterai, motor, manajemen baterai, AC/DC converter dan inverter.
Sebelum Mazda, merek otomotif Jepang lain juga tertarik memproduksi mobil hybrid di Thailand adalah Mitsubishi. Sementara Toyota telah mendapat restu memproduksi C-HR hybrid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mazda siap menjadi bagian dari rencana membangun industri otomotif ramah lingkungan. Thailand harus mulai memproduksi versi hibrida sebelum meningkatkan industri lokal dan pemasaran plug-in hibrida dan EV baterai di masa depan," kata Chanchai Trakarnudomsuk, Presiden Mazda Sales Thailand.
Di dunia, Mazda tak begitu dikenal sebagai produsen mobil hybrid bahkan listrik. Di Jepang, Mazda punya Mazda 3 generasi baru yang dilengkapi sistem hybrid dalam versi JDM. Axela -nama lain Mazda 3- mengandalkan sistem Hybrid Synergy Drive Toyota, yang dikencani mesin bensin 2.000 cc milik Mazda.
Manufaktur yang berbasis di Hiroshima ini telah berencana 'melistrikan' semua kendaraannya pada tahun 2030 di bawah semangat 'Sustainable Zoom-Zoom 2030'.
Selain Mazda 3 hybrid, perusahaan ini juga terus mempelajari teknologi 'range extender' menggunakan mesin rotary sebagai generator yang dibenamkan pada Mazda2. Sementara pergerakkan roda-rodanya disebabkan motor yang mendapat suplai daya dari baterai listrik berukuran cukup besar.
Sejauh ini, Mazda belum terbuka model hybrid yang akan diproduksi di Thailand.
Presiden Mazda Asia Tenggara Hiroshi Inoue mengatakan bahwa mobil hybrid Mazda menawarkan opsi berkendara untuk jangka panjang. Rencana menawarkan mobil hybrid ini juga salah satu komitmen perusahaan mendukung mengurangi emisi gas buang di ASEAN.
(mik)