Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Direksi
Renault telah menunjuk Philippe Lagayette untuk menggantikan
Carlos Ghosn yang ditangkap di Jepang karena dicurigai melakukan pelanggaran 'fatal'.
Dilansir
Reuters, Rabu (21/11), Senior Independent Director and Chairman of Accounts & Audit Committee Philippe Lagayette, akan mengambil alih sementara sebagai ketua. Chief Operating Officer Thierry Bollore, orang nomor dua setelah Ghosn, akan mengambil alih kekuasaan penuh perusahaan.
Pada pertemuan, Selasa (20/11), Dewan Direksi masih menahan diri untuk menggulingkan posisi Ghosn. Mereka masih menunggu informasi lebih lanjut tentang tuduhan yang muncul dari penyelidikan internal oleh mitra aliansi Nissan, kata sumber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang juru bicara Renault tidak bersedia menanggapi kabar tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menegaskan bahwa Carlos Ghosn tidak boleh memegang tanggung jawab atas Renault, setelah penangkapannya di Tokyo, Jepang.
Ia bahkan meminta manajemen Renault untuk menggelar pertemuan segera mungkin untuk menunjuk ketua dan kepala eksekutif yang baru.
Beberapa jam sebelum Le Maire menanggapi kasus Ghosn, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) merekomendasikan untuk menggeser Ghosn dari posisinya sebagai chairman MMC.
"Menanggapi penangkapan Ghosn, dan karena dugaan pelanggaran terkait dengan tata kelola perusahaan dan masalah kepatuhan, MMC akan mengusulkan kepada dewan direksi untuk segera 'menghapus' Ghosn dari posisinya sebagai Ketua Dewan dan Direktur Perwakilan MMC," kata MMC dalam pernyataan resminya, Selasa (20/11).
Saat ini Mitsubishi tengah melakukan penyelidikan internal tentang keterlibatan Ghosn seperti yang ramai diberitakan. Mitsubishi juga menyampaikan permintaan maaf atas kekhawatiran yang disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Carlos Ghosn dilaporkan telah ditangkap pihak otoritas Tokyo. Ghosn dituduh telah melakukan pelanggaran fatal, salah satunya penyalahgunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi.
(mik)