Jakarta, CNN Indonesia -- Perluasan penerapan ganjil-genap di wilayah DKI Jakarta dirasa tidak memberi dampak signifikan terhadap penjualan mobil bekas (mobkas) menurut pernyataan Mobil88.
Setelah hal itu diberlakukan pada Asian Games 2018 kemudian diperpanjang sampai tutup tahun ini, penjualan mobil seken terpantau stagnan, jika pun ada peningkatan dikatakan dapat dihitung dengan jari.
Menurut Chief Operating Mobil88 Halomoan Fischer anggapan bahwa ganjil genap dapat mengerek penjualan mobil bekas adalah salah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang kira bakal bertambah [penjualan] karena ganjil genap. Tapi kebanyakan di mobil bekas, pembeliannya itu kebanyakan masih kredit," kata Fischer di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (18/12).
Berdasarkan banyaknya pembelian secara kredit, Fischer memperkirakan banyak orang mengurungkan niat membeli kendaraan bekas dengan pelat berbeda. Memiliki dua mobil dengan pelat masing-masing ganjil dan genap pernah dianggap bisa jadi solusi mengatasi aturan ganjil-genap.
"Biasanya, mobil itu kalau kreditnya habis, sekitar tiga tahun. Mungkin minatnya ada [membeli mobil lain], dia pelat ganjil gitu, tapi apa daya. Kalau dia sekarang saja masih cicil satu mobil, kalau mau cicil lagi, masalah baru yang ada," ungkap Fischer.
Fischer mengatakan pembeli mobil tambahan karena alasan ganjil-genap biasanya datang dari kaum berduit. Namun, jumlahnya paling hanya sedikit.
"Mereka biasanya gunakan Alphard, biasanya beli lagi. Tapi pembelian mobkas yang
grade-nya di bawah mobil aslinya. Dari Alphard jadi Fortuner, cuma itu kan tidak banyak," ujarnya.
Pada Oktober lalu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai perluasan ganjil-genap yang diterapkan sejak Asian Games 2018 hingga Asian Para Games 2018 tidak efektif.
Anies melihat kebijakan ini justru meningkatkan penjualan mobkas sehingga ganjil-genap tidak terlalu terasa dampaknya untuk mengurai kemacetan Jakarta.
"Para pengusaha kendaraan mobil bekas sudah menceritakan bahwa selama ini saja penjualan mereka naik, bahkan ada yang menyebut di atas 15 persen kenaikan penjualannya," ucap Anies saat itu.
Atas hal tersebut Anies menyebut hingga kini pihaknya masih mengkaji soal wacana untuk mempermanenkan perluasan sistem ganjil genap tersebut.
(ryh/fea)