Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki tahun baru,
Hyundai Motor Group bakal menghadapi restrukturisasi di bawah kepemimpinan Chung Eui-sun yang saat ini menjabat Executive Vice Chairman perusahaan. Eui-sun, anak satu-satunya Chairman Hyundai Motor Group, Chung Mong-koo, terlihat sedang dipersiapkan jalan menuju pucuk pimpinan.
Restrukturisasi bakal dilakukan pada anak perusahaan, yaitu Hyundai Motor Company dan Kia Motor Corporation. Pada 2005-2009 Eui-sun pernah menjabat sebagai Presiden Kia Motor Corporation dan pada 2009 - 2018 menjadi Vice Chairman Hyundai Motor Company.
Pada tahun ini Hyundai butuh semangat tinggi mengingat perkembangan mereka melambat karena masalah di pasar Amerika Serikat (AS) dan China. Hyundai ketinggalan momen tren SUV, berhadapan dengan regulasi pajak di AS, sedang diinvestigasi soal
recall, dan kehilangan basis kuat terkait masa depan teknologi otomotif seperti otonom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketidakpastian bisnis sedang meningkat saat ekonomi global berlanjut bimbang. Tembok perlindungan sedang dibangun di seluruh dunia," kata Eui-sun dalam sambutannya di hadapan ratusan karyawan grup perusahaan di Seoul, Korea Selatan, seperti diberitakan
Reuters.
Internal grup Hyundai, menurut dia, menghadapi tantangan seperti menstabilkan bisnis di pasar utama, AS dan China. Pada saat bersamaan grup Hyundai harus terus memikirkan perkembangan masa depan.
Bisa jadi salah satu bagian dari pemikiran masa depan Hyundai melibatkan Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan pernah bicara blak-blakan pada Desember lalu dengan mengatakan grup Hyundai bakal menanamkan dana setidaknya US$1 miliar (Rp14,6 triliun) di dalam negeri.
Grup Hyundai dikatakan akan membangun pabrik untuk memproduksi kendaraan, termasuk model berteknologi listrik. Luhut mengatakan dia "sakti" hingga bisa mengurus perizinan investasi grup Hyundai.
Bila digabungkan, Hyundai dan Kia merupakan produsen terbesar kelima di dunia. Pada tahun ini penjualan keduanya ditargetkan 7,6 juta unit, itu naik sekitar 3 persen dari hasil 2018 yaitu 7,399 juta unit.
Hyundai gagal memenuhi target 7,55 juta unit yang pernah ditetapkan untuk 2018. Kegagalan memenuhi target tahunan itu merupakan yang keempat kalinya bila ditengok ke belakang.
(fea/fea)