Madiun, CNN Indonesia --
PT Industri Kereta Api (INKA) mengklaim
Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
kereta api buatannya sudah mencapai 60 persen. Direktur Keuangan PT INKA Mardiannus Pramudya mengatakan TKDN ini merupakan yang tertinggi dalam perindustrian Indonesia.
"TKDN paling tinggi di industri manufaktur di tingkat 60 persen," kata Mardianus dalam jumpa pers di kantor pusat INKA di Madiun, Jawa Timur, Selasa (15/1).
Mardianus mengklaim saat ini kereta api buatan Indonesia sudah dilirik oleh Filipina, Bangladesh dan beberapa negara di Eropa. Bahkan Bangladesh sudah memesan 250 kereta yang terdiri dari 200 tipe Meter Gauge (MG) dan 50 tipe Board Gauge (BG).
"Kami tembus ke Filipina dan Asean juga. Kereta dilirik oleh partner Eropa, mereka ingin joint desain, joint market. Ini bisa jadi kesempatan INKA yang asal dari Madiun untuk tingkatkan ke level lebih," ujar Mardianus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait pemesanan kereta api, INKA mengklaim telah menyelesaikan 50 kereta pesanan Bangladesh Railway. Bangladesh melakukan pemesanan kereta sebanyak 250 kereta.
"Januari ini kami akan kirim perdana ke Bangladesh. Konsumen INKA di bangladesh sudah proyek ketiga," tambah Mardianus.
Mardiannus mengatakan saingan Indonesia dalam perindustrian kereta api adalah India dan China. BUMN yang berbasis di Madiun Jawa Timur ini mengatakan saat ini proses pengiriman dalam proses pengemasan. Seusai proses pengemasan, 50 kereta tersebut akan dikirimkan akhir Januari ini melalu pelabuhan Tanjung Perak.
"Bangladesh sudah kerja dari 2018. Pekerjaan sudah satu tahun. Target nya di akhir bulan ini 50 kereta sudah terkirim," kata Project Manager INKA LRT Panji Sulaksono.
Panji menjelaskan, 50 kereta yang baru selesai bertipe board gauge yang memiliki lebar 1676 meter.
Sedangkan 200 kereta yang belum diselesaikan bertipe meter gauge dengan lebar 1.000 milimeter atau 1 meter. 200 kereta tersebut, kata Panji harus diselesaikan sampai akhir 2019.
"Itu sampai akhir tahun 2019, 200 itu sudah harus siap," kata Panji.
LRT Belum TKDNDalam kesempatan yang sama, Kepala Program kereta ringan (LRT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Barman Tambunan mengakui TKDN kereta api INKA memang sudah mencapai 60 persen.
Akan tetapi, Barman mengatakan TKDN kereta ringan masih belum mencapai 50 persen.
"PT Inka menyampaikan kereta itu keseluruhan TKDN sudah 60 persen. Tapi kalau LRT, kami belum mencapai 50 persen. Itu karena sistem Propulsi masih mengambil dari luar, " kata Barman
Di sisi lain, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo menilai industri perkeretapian di Tanah Air sudah mandiri. Ia mengatakan TKDN bisa ditingkatkan secara bertahap.
"Tahun 2020 sampai 2024 salah satu program prioritas kami perkeretaapian. Peningkatan TKDN jadi target kami juga. Mungkin pelan-pelan yang kereta INKA bisa ambil peran, diharapkan kandungan TKDN bisa lebih tinggi lagi, dari 60 persen bisa ke 80 persen," imbuh Wahyu
(jnp/jnp/age)