BPJT Akui Tol di Indonesia Belum Bebas Teror 'Aquaplaning'

CNN Indonesia
Selasa, 05 Feb 2019 13:40 WIB
Aquaplaning sendiri merupakan kondisi traksi ban pada permukaan jalan tidak maksimal akibat terhalang air.
Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengakui bahwa sejumlah ruas tol di Indonesia masih belum bebas 'aquaplaning'. Penyebab kondisi tersebut karena sistem saluran air yang tidak berfungsi dengan baik sehingga memunculkan genangan saat atau setelah hujan.

"Kalau aquaplaning ini di beberapa tempat memang saluran drainase tidak mengalir (baik) sehingga tergenang," kata Herry dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/2).

Menurut Herry genangan air di sejumlah jalan bebas hambatan tol di dalam negeri bukan berarti ada kesalahan dalam pembuatan drainase (saluran air) di jalan tol, namun bisa disebabkan pemeliharaan saluran air yang dilakukan tidak teratur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Artinya kalau menimbulkan genangan ya harus diperbaiki. Tapi pada saat dibangun, hitung-hitungan sudah memadai. Hanya memang setelah berjalan lama ya memang perlu maintenance tadi. Entah ada tersumbat atau apa," jelas Herry.

Oleh karenanya, ia menyarankan harus ada perhatian khusus dari para operator jalan tol agar rutin memelihara drainase untuk menghindari terbentuknya aquaplaning.

"Tentu ini menjadi perhatian bagi badan usaha untuk mengidentifikasi lokasi tertentu dan melakukan perbaikan segera. Mengalirkan airnya," ucap Herry.


Selama ini Herry mengaku belum mendapat laporan mengenai beberapa lokasi jalan tol yang rawan aquaplaning. "Belum update karena belum ada laporan secara keseluruhan. Tapi itu spot per spot ya sifatnya. Dan juga tergantung dengan curah hujan," tukas Herry.

Lebih lanjut, Herry turut mengingatkan kepada seluruh pengguna jalan tol agar lebih berhati-hati saat mengemudi terutama saat kondisi hujan. Ia mengimbau sudah seharusnya kecepatan mobil di bawah ideal saat atau setelah hujan.

Aquaplaning sendiri merupakan kondisi traksi ban pada permukaan jalan tidak maksimal akibat terhalang air. Mobil yang 'terjebak' dalam kondisi itu cenderung dalam bahaya dan potensi kecelakaan jika pengemudi tak siap. Pengendara disarankan agar mengantisipasi aquaplaning.

Cukup banyak pengemudi yang tidak dapat mengendalikan mobil akibat aquaplaning. Terbaru adalah Toyota Fortuner yang terbalik setelah sebelumnya sukar dikendalikan diduga akibat ban mobil melibas genangan air.

Insiden kecelakaan tersebut terekam kamera dan viral di jagat maya dengan imbauan "Hati2 ngebut di jalan basah, resiko bahaya aquaplaning/hydroplaning sangat besar." (ryh/mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER