Jakarta, CNN Indonesia --
Wuling Indonesia tidak bisa terlalu ikut campur untuk urusan 'masa depan' produk yang saat ini dipasarkan di Tanah Air. Alur pengembangan di dalam negeri dikatakan mengikuti alur mobil Wuling di negara asalnya,
China.
Product Planning Wuling Indonesia Danang Wiratmoto mengatakan perannya untuk menghadirkan model
facelift ataupun
all-new pada produk di Indonesia terbilang kecil. Dia juga tidak bisa menyebutkan seberapa besar persentasenya.
Segala sesuatu menyangkut desain, spesifikasi, hingga fitur model lanjutan, tetap berada di bawah kendali prinsipal di China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada batasan di mana Wuling Indonesia mampu untuk berkontribusi kepada desain atau fitur dan spesifikasi. Itu tetap kami masih dari China, ada koridor dan prosedurnya," kata Danang di Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/3).
Metode tersebut, menurut Danang, karena produk yang dijual di Indonesia merupakan produk yang juga dipasarkan di China.
Misal produk perdana Wuling Indonesia yang meluncur pada 2017, Confero, di China dijual bernama Hongguang. Selanjutnya Wuling meluncurkan Cortez atau Baojun 730, dan yang terbaru Almaz dengan nama China yakni Baojun 530.
"Susah kalau dipersentase [kontribusi Wuling Indonesia]. Tapi dari pengalaman produk yang sudah kami luncurkan di Indonesia memang sudah ada di China," katanya.
Menurut Danang bisa diasumsikan bahwa model baru mobil Wuling saat ini nantinya bakal menggunakan
facelift atau
all-new yang sebelumnya sudah pernah diluncurkan lebih dulu di China.
Namun, Wuling Indonesia tetap menjalankan perannya membuat analisa, seperti halnya varian mana atau generasi keberapa yang tepat dipasarkan di Tanah Air.
"Jadi bisa iya dan tidak, karena pasarnya beda antara China dan Indonesia. Contoh Cortez kalau di China Boujun 730, yang masuk ke sini langsung generasi kedua. Karena memang market sini lebih diver yang model selanjutnya," kata Danang.
Riset Model Baru Confero dan Cortez Confero di Indonesia saat ini usianya hampir genap dua tahun. Danang mengatakan pihaknya telah melakukan serangkaian riset agar bisa dijadikan dasar untuk menentukan generasi barunya.
"Konsumen base sudah cukup banyak. Kami sudah selesai studi juga, memetakan profil mereka seperti apa, orang seperti apa yang beli Confero. Kami juga masih mengumpulkan testimoni mereka," kata dia.
Menurut Danang dari sisi produk, salah satu permintaan konsumen terhadap Confero yaitu pengadaan transmisi otomatis. Sejak meluncur hingga sekarang Low Multi Purpose Vehicle (MPV) itu hanya punya opsi transmisi manual.
"Terus kami masih melakukan studi untuk pengembangan ke depan. Jadi ditunggu saja," kata Danang.
Danang menambahkan riset juga berlaku untuk Cortez sebagai upaya mengantisipasi kejenuhan pasar suatu saat nanti.
(ryh/fea)