Jakarta, CNN Indonesia -- Perkembangan industri
otomotif menunjukkan tren positif dan semakin mengerti keinginan konsumen. Selain membahas fitur keamanan dan keselamatan, pembahasan yang masih 'seksi' adalah keiritan bahan bakar suatu kendaraan.
Seiring dengan perkembangan industri otomotif, banyak konsumen yang menginginkan kendaraan yang ramah dengan isi kantong. Sebagian besar produsen otomotif menjawabnya dengan memperbaiki sektor jantung penggerak guna menyesuaikan keinginan konsumen.
Selain memperbaiki mesin penggerak, tak sedikit produsen menyematkan teknologi 'penghemat BBM', di antaranya 'start stop engine system' atau teknologi otomatis mematikan dan menyalakan mesin pada saat kendaraan berada di
idling atau tidak bergerak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi dari teknologi tersebut bisa dirasakan ketika mobil terjebak kemacetan atau di
traffic light, yang bertujuan menghemat konsumsi bahan bakar kendaraan.
Mengutip
Car and Driver, Senin (18/3), bahwa Volkswagen (VW) kali pertama menyimpan teknologi itu pada Polo Formel E produksi 1983, untuk pasar Eropa.
Secara garis besar sistem kerjanya masih sama dengan yang ada saat ini, yaitu mesin berhenti begitu pedal rem diinjak. Ini karena komputer memotong kelistrikan dan aliran bahan bakar ke ruang bakar.
Ketika pengemudi mengangkat kakinya dari pedal rem, maka mesin kembali menyala. Untuk kembali menyalakan mesin umumnya menggunakan motor starter (dinamo) dan alternator tambahan.
Jauh sebelum VW, merek otomotif Jepang, Toyota sudah memanfaatkan teknologi tersebut pada Crown produksi 1974. Saat itu Toyota mengklaim bisa menghemat bahan bakar hingga 10 persen.
Sistem mematikan dan menyalakan mesin secara otomatis baru digunakan pemanufaktur Jepang lain, seperti Mazda pada 2008, Suzuki hingga produsen roda dua, Honda.
Oleh Mazda, teknologi tersebut dijuluki Smart Idle Stop System (SISS) yang diklaim menyalakan mesin dengan waktu 0,35 detik.
Teknologi cerdas itu juga dilirik perusahaan otomotif Amerika Serikat, Ford, yang memulai menggunakan sistem tersebut pada
sport utility vehicle (SUV) produksi 2012. Ford pun mendapat pujian dari banyak pihak karena berkontribusi menghasilkan mobil-mobil ramah lingkungan.
Di Indonesia, Honda dan Yamaha menjadi produsen roda dua yang menerapkan sistem itu pada motornya.
Pada Honda namanya disebut Idling Stop System (ISS). Sistem itu tersimpan pada PCX dan Vario 150. Selanjutnya Yamaha nama sistem itu start stop system (SSS). Motor Yamaha yang sudah menggunakan SSS, antaranya keluarga skuter Maxi Yamaha.
(ryh/mik)