Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Tokyo kembali menangkap mantan bos
Nissan Carlos
Ghosn pada Kamis (4/4). Pria dengan julukan 'Le Cost Killer' tersebut diberitakan akan tetap berada dalam tahanan hingga Minggu (14/4).
"Masa penahanan sampai tanggal 14 April," kata pengadilan setempat mengutip
AFP, Jumat (5/4).
Penangkapan Ghosn berdasarkan tuduhan bahwa ia telah mentransfer US$5 juta dana Nissan yang diperuntukkan bagi dealer di Oman untuk keperluan pribadinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghosn mencoba membela penangkapan dirinya dan menyebutnya terlalu 'mengada-ada'.
"Penangkapan saya pagi ini keterlaluan dan sewenang-wenang," kata Ghosn kepada
CNN.com melalui juru bicaranya.
"(Penangkapan) Ini merupakan upaya dari beberapa individu di Nissan yang ingin membungkam saya dan menguntungkan para jaksa penuntut. Kenapa menangkap saya selain ingin menjatuhkan saya? Saya tidak akan jatuh. Saya tidak bersalah atas semua tuduhan yang tidak mendasar," ucap juru bicara menirukan ucapan Ghosn.
Pengacara Ghosn mengatakan penangkapan itu "sangat tidak biasa," menyebutnya sebagai contoh lain cara pengadilan memberlakukan pelaku kriminal di Jepang.
"Saya berani menyatakan ini merupakan pertunjukan 'keadilan sandera' dengan menyakiti Ghosn lagi demi memberi banyak keuntungan bagi jaksa penuntut. Saya kira ini tindakan yang tidak pantas," kata juru bicara Ghosn.
Ghosn kembali ditangkap setelah empat minggu bebas bersyarat dengan uang jaminan sebesar 1 miliar yen atau sekitar Rp126 miliar.
Sementara itu, jaksa penuntut umum di Tokyo diberitakan menyita paspor dan telepon genggam milik Carole, istri Carlos Ghosn saat terjadi penangkapan pada Kamis (4/4) pagi.
"Istri Ghosn kebetulan bersama dengan suaminya, saat ia ditangkap, jadi mereka menyita paspor sekaligus telepon genggam miliknya," kata Junichiro Hironaka, ketua tim pembela Ghosn.
"Istrinya bukan tersangka, ini tidak bisa dimaafkan," katanya dalam konferensi pers di Klub Koresponden Asing Jepang mengutip
Reuters.[Gambas:Video CNN] (mik)