Pengamat: 'Tuyul' Bajak Aplikasi Gojek dan Grab di Singapura

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jul 2019 20:40 WIB
Pengamat keamanan siber memberi penjelasan terkait pembajakan aplikasi Grab dan Gojek di Singapura seperti halnya kasus 'tuyul' yang menggunakan fake GPS.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya memberikan penjelasan terkait pembajakan aplikasi Grab dan Gojek di Singapura. Pembajakan aplikasi diduga kuat menggunakan aplikasi fake GPS.

Menurut Alfons, pembajakan ini mirip dengan kasus tuyul dalam aplikasi ride-hailing di Indonesia.

"Kemungkinan kasus ini mirip dengan kasus tuyul di aplikasi online. Umumnya mereka menggunakan sejenis fake GPS untuk mengelabui sistem seakan-akan ponsel yang dipegang sedang berjalan," kata Alfons saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Alfons menjelaskan aplikasi fake GPS adalah sebuah aplikasi yang mengelabui sistem aplikasi sehingga pengguna terlihat sedang berpindah-pindah lokasi.

Alfons mengatakan aplikasi fake GPS tak hanya menipu aplikasi ride-hailing, tapi juga sistem operasi ponsel. Pasalnya, saat fake GPS diaktifkan maka aplikasi lain akan turut tertipu.

"Padahal sebenarnya HP tersebut diam saja dan sistem aplikasi di feed dengan data palsu sehingga memenuhi syarat perjalanan," ungkapnya.

Alfons mengatakan kasus di Singapura disebabkan oleh kelalaian pihak sistem operasi. Seharusnya penipuan ini akan dengan mudah melacak kasus penipuan.

Menurutnya pemerintah Singapura akan mudah melacak penipuan aplikasi dan melakukan tindakan yang keras terhadap pelaku.

"Saya heran terjadinya di Singapura di mana hukumnya cukup keras, harusnya pelakunya cukup kapok sih. Karena pemerintahnya tidak pandang bulu dan sangat mudah di deteksi perilaku jahat ini," jelasnya.

Senada dengan Alfons, IT security consultant ESET Indonesia, Yudhi Kukuh menjelaskan kasus di Singapura bukanlah kesalahan aplikasi. Kesalahan tersebut berada di sistem operasi yang bisa tertipu aplikasi fake GPS.

"Untuk manipulasi lokasi, saya rasa bukan kesalahan applikasi, karena aplikasi mengambil data dari ponsel , namun data ponsel sudah dimanipulasi koordinatnya," jelas Yudhi kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Video CNN]
(jnp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER