Pindah Ibu Kota, Pemerintah Diminta Lebih Peduli Lingkungan

CNN Indonesia
Senin, 02 Sep 2019 12:59 WIB
Pemindahan ibu kota ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara diharapkan bisa peningkatkan kepedulian pemerintah pusat kepada hutan dan satwa.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Borneo Orangutan Survival (BOS) mengatakan pemindahan ibu kota ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara semakin meningkatkan kepedulian pemerintah pusat kepada hutan dan satwa.

Koordinator pengelola BOS, Imam Muslimin mengatakan kepedulian terhadap hutan dan satwa bisa meningkat karena pusat pemerintahan semakin dekat dengan Kalimantan yang terkenal karena hutannya. Kalimantan bahkan didapuk sebagai paru-paru dunia kedua terbesar di bawah Amazon.

"Semoga pemerintah kita peduli dengan hutan dan satwa deh. Semakin banyak orang yang peduli juga dengan hutan dan satwa. Dengan pemindahan nantinya, mereka para pejabat dan DPR melihat langsung kondisi di sini yang masih hijau, bisa menjadi lebih peduli sendiri," kata Imam  saat ditemui di Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (29/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan pemerintah juga bisa membantu pihak konservasi untuk melepasliarkan orangutan. Pelepasliaran orangutan terkendala biaya untuk transportasi ke lahan konservasi dan ketersediaan lahan konservasi.

BOS bahkan mengaku harus mencicil Hutan Kehje Sewen seluas 86 ribu hektare kepada pemerintah dengan harga RP16 triliun. Hutan ini akan digunakan sebagai lahan pelepasliaran orangutan.

Imam mengatakan untuk mengantarkan orangutan ke Hutan Kehje Sewen dibutuhkan helikopter karena jalur darat bisa memakan waktu 26 jam. Padahal biaya sewa helikopter membutuhkan dana Rp600 juta.

"Rilis orangutan itu tergantung uangnya. Hutan Kehje Sewen saja kalau darat butuh 26 jam. Sementara kalau sewa Helikopter Puma Angkatan Udara Butuh Rp600 juta," kata Imam.

Imam mengatakan Rp600 juta bisa memberi makan selama enam bulan untuk orangutan yang ada di BOS. Ia juga mengatakan melepasliarkan orangutan dibutuhkan GPS agar pihak konservasi bisa melacak dan mengevaluasi orangutan.

Ia mengatakan ke depannya, edukasi terkait orangutan bisa lebih diperdalam. Tak hanya sekadar soal  pelajaran 'Biologi', tapi juga bisa membahas terkait peran orangutan terhadap reklamasi hutan dan peraturan satwa yang dilindungi.

"Dari satu sampai 10 orangutan di alam liar mereka bisa membantu menumbuhkan 50 jenis pohon buah dan 15 jenis pohon keras. Apa pun yang mereka makan,dari kotoran mereka bisa tumbuh pohon baru, karena itulah orangutan bisa mereklamasi hutan," ujarnya.

[Gambas:Video CNN] (jnp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER