Jakarta, CNN Indonesia --
AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Perdesaan) versi listrik alias e-AMMDes akhir muncul di acara
Indonesia Electric Motor Show 2019 di gedung Balai Kartini, Jakarta, digelar Rabu (4/9).
PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) sebagai anak perusahaan Astra Internasional menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam proyek percontohan AMMDes listrik. Para pengembang melucuti mesin diesel 650 cc dan diganti dengan menggunakan motor listrik yang menggerakkan kedua roda belakang.
Perwakilan ITB Reza Pahlevi mengatakan proses pengerjaan AMMDes listrik membutuhkan waktu dua pekan dan komponennya didukung penuh Astra, mulai dari sistem kelistrikan, baterai, hingga
controller.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang lebih dua minggu kami kerjakan," kata Reza di Jakarta.
Kendaraan ini disokong motor listrik tipe 7,3 kW. Sedangkan baterai yang digunakan berjumlah enam buah tersemat pada sisi kiri dan kanan dek bawah alat angkut itu. Masing-masing baterai punya tegangan 12 volt. Baterai yang digunakan jenis VRLA (Deep Cycle) 4,6 kWh dan genset dengan kapasitas 3.0 kVA/2.8 kW.
Genset itu menurut Reza berfungsi sebagai sumber tenaga saat daya baterai habis.
"Genset yang kami pilih model bensin dan ada tipe eco sehingga suaranya tidak berisik," ucapnya.
 Boks untuk menghidupkan genset. (Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP) |
Cara pengisian baterai menggunakan genset, Reza memaparkan kita harus mengaktifkannya melalui panel yang ada pada kotak di belakang dek. Genset ini juga berfungsi untuk kebutuhan listrik rumah tangga.
"Kalau mau mengisi baterai bisa lewat listrik rumah atau genset yang tersedia," ucap Reza.
Dengan sokongan baterai, kendaraan ramah lingkungan itu diklaim mampu melaju sejauh 25 kilometer dengan kondisi daya baterai terisi penuh. Sementara kecepatan kendaraan dibatasi hanya bisa melaju dengan kecepatan 30 km per jam.
 AMMDes versi listrik. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Masih Dalam PengembanganReza mengakui bahwa kendaraan masih dalam tahap pengembangan menuju tahap sempurna dan laik jalan. Menurut Reza pihaknya masih mencari-cari kekurangan kendaraan, salah satunya soal lama waktu proses pengisian daya baterai.
"Belum tau berapa lama ngisinya, soalnya ngisi baterainya paralel itu. Per dua baterai kalau tidak salah dua sampai tiga jam," ujar dia.
KMWI dan ITB optimis terus mengembangkan AMMDes listrik sampai tahap produksi massal.
[Gambas:Video CNN] (ryh/mik)