Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (
KLHK) menyebut luas lahan dan hutan yang terbakar tahun ini lebih parah dari 2018. Berdasarkan catatan KLHK,
karhutla yang terbakar sampai 1 Oktober 2019 naik 80,29 persen dari periode yang sama tahun 2018. Jumlah titik api tahun lalu hingga September tercatat ada 4.079 titik. Sehingga total
titik api tahun ini sekitar 7.354 titik api dan terjadi peningkatan sekitar 3 .279 titik api.
"Luas karhutla yang di data sampai September 2019, trennya menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015. Tapi jika dibandingkan dengan tahun 2018 memang meningkat," jelas Kasubdit Kemitraan dan Masyarakat Peduli Api, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK Purwantio, dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Pusat, Rabu (2/10).
Lebih lanjut, Purwantio mengatakan kondisi titik api pada periode Januari-Oktober 2019 ada sebanyak 7354 titik api. Seluruh titik api ini menurutnya akan terus dipantau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyebut pihaknya telah menyiapkan SDM sebanyak 1695 orang untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Jumlah ini belum termasuk Brigadalkarhut KSDA, Bridalkarhut KPH, MPA (masyarakat peduli api), dan Satgas Gabungan TNI-Polri.
"Untuk antisipasi musim kemarau panjang kami kerahkan total 23.279 personel. Kami lakukan juga patroli terpadu lintas instansi, TNI, Polri, dan KLHK," ujar Purwantio
Purwantio merinci telah menyiapkan sudah menyiapkan SDM berupa Manggala Agni di Sumatera sebanyak 915 orang, dan Kalimantan sebanyak 780 orang.
Ia mengatakan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini menjadi bidang kerja dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK melalui Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL).
PKHL menjadi payung bagi tim Manggala Agni yang merupakan tim pemadam kebakaran hutan dan lahan. Manggala Agni dalam menangani karhutla juga bekerja sama dengan satgas karhutla, serta MPA.
Tim inilah yang terus melakukan patroli dan pemadaman kebakaran lahan di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
"Patroli rutin juga dilakukan di wilayah kerja Manggala Agni yang tidak terjadi kebakaran. Jika kebakaran sudah semakin meluas, maka pemadaman akan dilakukan oleh BNPB, TNI dan Polri, dengan cara pengeboman air dengan menggunakan Helikopter," katanya.
Manggala Agni dari seluruh Daerah Operasi terus melakukan operasi pemadaman di daerah yang terjadi kebakaran, bersama Satuan Tugas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, pemegang izin usaha, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pemerintah daerah. pada periode Maret - September 2019 KLHK sudah membentuk posko-posko untuk di provinsi rawan karhutla.
(jnp/eks)