Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto ditusuk di Pandeglang, Banten, sempat menghebohkan jagat maya kemarin, Kamis (11/10). Isu ini bahkan menenggelamkan isu yang sebelumnya heboh soal seteru
Arteria Dahlan dengan
Emil Salim di acara Mata Najwa.
"Dari grafik tren, tampak jelas percakapan tentang Arteria dan Emil Salim langsung turun drastis ketika percakapan 'Wiranto' naik tiba-tiba," jelas Ismail Fahmi, seperti dikonfirmasi
CNNIndonesia.com, Jumat (11/10).
Berdasarkan analisis Drone Emprit meski isu Wiranto muncul belakangan, namun volume percakapannya telah mengalahkan isu Arteria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilibasnya isu Arteria ini tidak hanya terjadi di media sosial, tapi juga terjadi di media online. Menurut hitungan Drone Emprit, total percakapan Arteria mencapai 199.089. Sementara percakapan Wiranto sebanyak 214.227.
Meski demikian, percakapan terbesar soal Wiranto ini tercatat di Twitter dengan 299,2 ribu cuitan. Disusul dengan media online 16,6 ribu berita yang menyoal Wiranto.
Berdasarkan pengukuran BotOMeter, percakapan mengenai Wiranto dinilai terjadi secara natural. BotOMeter memberikan pengukuran apakah suatu cuitan berasal dri akun bot atau tidak milik Universitas Indiana, Amerika Serikat.
Selain itu, Drone Emprit juga menganalisis polarisasi dalam narasi Wiranto. Dari hasil pengamatan, menurut Ismail empat kelompok yang mencuitkan soal Wiranto tidak terlalu jelas polarisasinya, karena narasi keempat kelompok ini berdekatan. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok pro pemerintah, pro oposisi, non-blok dan cluster media sebagai penengah.
"Media tampak banyak mendapat retweet dari ketiga cluster lain, sehingga semua cluster tampak menyatu," jelasnya.
Hal ini menandakan, publik sangat tergantung media untuk mendapatkan informasi terkait penyerangan kepada Pak Wiranto. Kepada netizen, Ismail berpesan agar fokus pada peristiwa dan tidak membuat asumsi yang bisa merugikan diri sendiri.
(eks)