Jakarta, CNN Indonesia -- Pasangan suami-istri Nicodemus Harianja (41) dan Erika Sibagariang (41) masih bekerja di tengah ancaman pandemi Covid-19. Pemilik toko kelontong di Medan ini tidak pasrah begitu saja pada keadaan.
Keduanya bekerja lebih keras dan cerdas supaya semua kebutuhan hidup keluarganya dan masyarakat sekitar tetap terpenuhi dengan memanfaatkan teknologi.
"Bergabung dengan GrabKios kami lakukan untuk menarik minat pembeli yang datang ke toko kami untuk melakukan pembayaran tagihan bulanan, misalnya listrik atau BPJS. Jadi kalau ada yang mau bayar tagihan, pulangnya pasti belanja," ujar pria berambut gondrong sebahu itu, dikutip dari situs resmi Grab, Medan, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nico dan Erika, dampak pandemi Covid-19 di Medan terasa semakin kuat dan memengaruhi usaha banyak orang. Toko mulai sepi karena orang-orang mulai jarang ke luar rumah.
"Kalau di Medan mungkin belum separah di Jakarta, masih berusaha menjalani seperti biasa. Akan tetapi ada rasa waswas. Sekarang semua toko sepi. Barang banyak nggak jalan (terjual). Orang beli kebutuhan pokok seperti beras biasanya beli karungan, sekarang kiloan. Jadi itu efeknya yang benar-benar terasa," tambah Erika.
Nico dan Erika tidak tinggal diam menghadapi situasi tersebut. Jika pelanggan berkurang karena semua orang sedang menerapkan imbauan
sosial distancing, mereka menyiasatinya dengan membuka pemesanan barang melalui WhatsApp.
Dengan cara demikian pelanggan tidak perlu datang, cukup mengirim pesan maka barang yang diinginkan akan diantarkan ke tujuan. Layanan delivery dulunya biasa digunakan untuk pelanggan yang memesan galon.
Tapi sekarang, layanan tersebut bisa dipakai untuk mengirim pesanan barang apa pun. Tentunya, semua pengantar dianjurkan menjaga kebersihan dan menggunakan alat pelindung diri juga.
"Roti dan makanan ringan pun kita hajar saja. Jadi bukan cuma galon dan gas yang bisa diantarkan. Untuk pembayaran kami imbau menggunakan OVO supaya lebih cepat dan higienis," ujar Erika.
(fef)