3. Akibat petir pun meragukan Spekulasi dentuman akibat petir juga meragukan karena dentuman terdengar pada jarak hingga ratusan kilometer. Padahal petir hanya bisa didengar maksimal pada area 25 km saja.(Pixabay/tpsdave) |
Sebelumnya, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Peneliti Madya Bidang Geofisika Terapan LIPI, Nugroho D. Hananto menyatakan suara dentuman tersebut bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Alasannya, laporan warga yang mendengar suara dentuman berasal dari lokasi yang cukup jauh dari Gunung Anak Krakatau.
Tapi ia memperkirakan dentuman itu berasal dari petir di lokasi sekitar dentuman seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat yang terdengar lebih keras dari biasanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, masyarakat yang lokasinya lebih dekat dengan Gunung Anak Krakatau seperti Banten, Carita, Lampung, dan sekitarnya belum memberikan laporan jika mereka mendengar suara dentuman tersebut.
Senada, Daryono pun mengutarakan kemungkinan dentuman akibat petir. Namun, ia pun masih menyangsikan hal ini sebab, menurutnya petir maksimal hanya mencapai jarak 16-25 kilometer saja.
Selain itu, bunyi petir juga sangat khas dimana orang awam dengan mudah mengenalinya, sementara suara pagi itu lebih mirip dentuman yang “anatominya” berbeda dengan suara petir.
Sebab, berdasarkan pemetaan yang dilakukan Daryono, suara dentuman itu terdengar hingga ratusan kilometer. Mulai dari Jakarta hingga kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
"Sebagai contoh jika petir terjadi di Kota Bogor maka tempat terjauh di utara yang dapat mendengar hanya sampai Kota Depok dan tidak sampai ke Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Untuk arah tenggara dan selatan maka tempat terjauh yang masih dapat mendengar petir tersebut adalah daerah Gunung Gede-Pangrango dan tidak sampai ke Sukabumi dan Palabuhanratu," paparnya.
4. Bukan karena aktivitas gunung sekitar JabodetabekPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak dan Gunung Gede kala terjadi dentuman yang terdengar di daerah Jabodetabek pada Sabtu (11/4) dini hari.
Sebelumnya, Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman mengatakan suara dentuman kemungkinan terjadi akibat aktivitas gunung-gunung di sekitar Jabodetabek dan juga Gunung Anak Krakatau.
Hal ini diungkap Mirzam menanggapi peristiwa suara dentuman yang dirasakan sebagian warga di Jakarta, Bogor, dan Depok pada Sabtu (11/4) dini hari. Namun, PVMBGmenyebut tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di kedua gunung tersebut.
5. Longsoran pun tak dimungkinkan
Longsoran yang dipicu oleh adanya deformasi batuan yang melampaui batas elastisitasnya akan menimbulkan pelepasan energi secara tiba-tiba hingga dapat mengeluarkan suara dentuman.
Namun demikian, peristiwa longsoran tidak mungkin terjadi secara berulang-ulang, terus menerus sebanyak dentuman yang didengarkan masyarakat pagi itu.
6. Bukan berasal dari Gempa Langit atau Meteor Data BMKG tidak menunjukkan adanya meteor yang terbakar di atmosfer saat dentuman terjadi. (AFP PHOTO/ JORGE GUERRERO) |
Daryono menyebut dentuman itu juga tidak berasal dari Skyquake atau gempa langit. Menurutnya, Skyquake adalah istilah yang diciptakan oleh sekelompok komunitas untuk menyebut suara-suara yang datang dari langit.
"Masyarakat awam pun kini banyak yang ikut-ikutan mengunakan istilah skyquake padahal belum memahami konsep ilmiahnya. Padahal konsep yang sudah mapan terkait bunyi yang bersumber dari peristiwa atmosferik tersebut sudah ada, seperti
acoustic wave, infrasonic wave, sonic boom dll," tambah Daryono.
Namun, saat dentuman terjadi, menurutnya tidak ada laporan dari stasiun pendeteksi sonic boom. Selain itu, saat kejadian juga tidak ada laporan ada pesawat dengan kecepatan suara yang melintas. Sehingga fenomena skyquake sebagai sumber dentuman saat itu terbantahkan.
Dalam rantai cuitan yang dilontarkan Daryono, ada juga netizen yang menanyakan kemungkinan dentuman berasal dari meteor. Namun, Daryono membantah kemungkinan tersebut. Sebab, menurutnya data BMKG menunjukkan pada saat kejadian tidak ada meteor yang tengah terbakar di atmosfer.
(jnp/eks)
[Gambas:Video CNN]