Jakarta, CNN Indonesia -- Belum pernah terpikirkan sebelumnya di benak Ulfah Nurfebrianti sukses merintis usaha camilan tradisional di usianya yang baru menginjak 25 tahun. Bisnis yang menjadi pengalaman pertamanya ini ternyata mampu membuka pintu rezeki banyak orang. Tidak hanya di lingkungannya, bahkan hingga luar kota.
Atas kesuksesannya dalam berbisnis, hari ini mojang Bandung itu diundang untuk ambil bagian dalam peluncuran kampanye #BanggaBuatanIndonesia yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo.
Ulfah, yang kerap dipanggil Ucu ini, adalah pemilik usaha kerupuk kulit khas Jawa Barat, Dorokdokcu. Ucu memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan dagangannya dan menggunakan GrabExpress untuk mengantarkan pesanannya ke pelanggan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fitur GrabExpress sangat lengkap. Ada foto bukti pengambilan dan pengantaran barang, bisa pesan sampai 10 mitra pengantaran dalam satu kali waktu, dan bisa kirim ke luar kota juga. Buat saya usaha itu modalnya adalah niat, kemauan untuk terus mencoba dan didukung oleh teknologi," ujarnya pada wawancara langsung bersama dengan jajaran menteri pada peluncuran program #BanggaBuatanIndonesia, Kamis (14/5).
Sebagai salah satu pegiat UMKM yang sukses di usia muda, ia mendorong agar semua pihak bisa mengikuti langkahnya memanfaatkan teknologi dalam menjalankan bisnis karena bisa membawa dampak positif yang signifikan bagi UMKM dalam negeri.
"Untuk semua teman-teman UMKM yang masih
offline, saya imbau untuk mencoba di platform
online juga. UMKM itu sangat mulia. Selain menolong diri sendiri, kita juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain."
Ucu bercerita, awalnya bisnis camilan ini pun tidak disengaja. Mei 2019, Ucu mengunggah
Instagram Story soal dorokdok. Dorokdok yang dibungkus plastik sebesar guling itu ternyata direspons dengan antusias oleh teman-temannya.
Melihat adanya peluang, Ucu mencoba membuatnya menjadi usaha. Bermodalkan uang pinjaman dari orang tua, kisah bisnis yang baru 5 bulan tapi sudah membuka distributor di 25 kota di Indonesia ini pun bermula.
"Modal awal jualan itu Rp1,5 juta aku beliin 15 bungkus dorokdok. Uang modal berhasil diputarkan hingga Dorokdokcu sebesar ini. Awalnya 15 bungkus per hari, kini sekitar 4.500 bungkus terjual per hari," tutur Ucu.
Pasar dari Dorokdokcu sendiri memang fokus di online karena koneksinya lebih luas. Dalam sehari, 80 persen pengiriman dorokdok menggunakan layanan GrabExpress. Ucu mengaku layanan ini cepat, mudah, dan aman.
"Kita tinggal
masukin titik penjemputan dan titik yang dituju, terus mitra kurirnya datangnya cepat, pokoknya membantu banget untuk bisnis."
Ucu menambahkan, banyak juga pengemudi Grab yang penasaran karena sering jemput dan kirim barang mereka malah memutuskan menjadi
reseller. Berkat usahanya yang memanfaatkan teknologi digital ini, ia menjadi bisa memberdayakan masyarakat sekaligus menggerakkan roda ekonomi daerahnya.
"Yang tadinya hanya beberapa karyawan, produksinya dan pengiriman luar kota bertambah, otomatis banyak pekerja baru. Kalau kami datang ke pabrik, karyawan-karyawan yang mayoritas ibu-ibu begitu antusias dan berterima kasih. Itu yang bagi kami adalah nilai dari usaha ini," ujar Ucu.
(fef)
[Gambas:Video CNN]