Jakarta, CNN Indonesia -- Hertz, salah satu perusahaan
rental mobil terbesar di dunia, mengajukan perlindungan kebangkrutan atau chapter 11 di Amerika Serikat dan Kanada. Hertz tak sanggup membayar utang karena bisnis rental disapu pandemi virus corona (
Covid-19).
Hertz yang telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun sedang goyah selama lima tahun terakhir. Pada 2019 mereka melaporkan tidak untung untuk yang keempat kalinya berurutan.
Pada 2020 bisnis Hertz sempat membaik pada Januari dan Februari, namun kemudian terpukul pandemi yang menghentikan sektor pariwisata dan turis, pasar utama bisnis rental mobil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak Covid-19 pada permintaan travel menghilang tiba-tiba dan dramatis, membuat penurunan secara mendadak pendapatan perusahaan dan pemesanan pada masa yang akan datang," tulis Hertz dalam keterangan resmi, disitat dari AFP.
Hal lain yang bikin bisnis anjlok adalah melambatnya sektor jual-beli mobil bekas. Sebanyak 700 ribu unit kendaraan Hertz saat ini menganggur karena pandemi.
Hertz sudah memangkas 10 ribu karyawan di AS dan Kanada, itu mewakili 26,3 persen dari jumlah total karyawannya di seluruh dunia.
Hertz dilaporkan memiliki utang sekitar US$19 miliar dan membutuhkan bantuan agar tetap bertahan. Perlindungan kebangkrutan yang diajukan Hertz tidak termasuk bisnis di Eropa, Australia, dan Selandia Baru begitu pula dengan waralaba yang tidak dimiliki perusahaan.
Hertz berdiri pada 1918 dan memulai bisnis rental mobil menggunakan Ford Model T. Saat ini Hertz memiliki lebih dari 9.700 waralaba di 150 negara.
(fea)
[Gambas:Video CNN]