Jakarta, CNN Indonesia --
Penjualan mobil nasional pada Mei makin suram berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (
Gaikindo) efek pandemi wabah corona (Covid-19).
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan penjualan mobil secara retail atau dari dealer ke konsumen pada Mei hanya 17 ribuan unit. Hasil tersebut merosot nyaris setengah dibandingkan pencapaian April sebanyak 24.276 unit.
Sedangkan wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer pada Mei hanya 3.500-an unit, sedangkan April mencapai 7.871 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian retail dan
wholesales pada Mei sangat timpang dibanding hasil Mei 2019 yakni 93.881 unit dan 84.109 unit.
"Ya penjualan turun jadi tinggal separuh dari April, seperti wholesales-nya," kata Nangoi melalui sambungan telepon, Senin (15/6).
Terkait produksi yang dilakukan masing-masing Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia, Nangoi tidak menjelaskan secara detail. Namun diyakini jumlahnya juga sangat sedikit.
"Kalau bicara produksi, kecil lah. Yang saya tahu itu wholesales 7.800-an retail 24 ribuan pada April dan Mei turun jadi 3.500 wholesales retailnya jadi 17 ribuan," ungkap dia.
Nangoi bilang penjualan pada Mei makin jatuh karena efek pembatasan pergerakan manusia oleh pemerintah sehingga sejumlah dealer mobil di Indonesia harus tutup. Selain itu ia juga bilang penjualan melambat karena daya beli masyarakat di Tanah Air sedang turun.
"Ya PSBB di Indonesia kan sudah meluas ke seluruh Indonesia, showroom tidak bisa, tutup, dan penjualan terganggu," katanya.
Walau sedang terus terpuruk, Nangoi optimistis penjualan pada Juni bakal membaik walau diyakini tidak akan naik signifikan. Nangoi mengatakan Gaikindo belum dapat memprediksi berapa kenaikan penjualan pada Juni.
"Ya harusnya penjualan sedikit membaik karena sudah masuk masa transisi. Tapi kita lihat saja nanti, karena jujur saja kami tidak punya pengalaman soal corona," ungkap Nangoi.
(ryh/fea)
[Gambas:Video CNN]