BMKG Ungkap Pesisir Jakarta Kembali Terancam Banjir Rob

CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2020 18:46 WIB
Foto udara kondisi rumah warga yang terkena dampak rob di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (24/5). Sebanyak sekitar 2.000 Kepala Keluarga (KK) terkena dampak rob dengan ketingggian hingga mencapai sekitar 1-1,5 meter. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc/18.
Ilustrasi banjir rob. (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pesisir utara Jawa berpotensi terdampak limpasan banjir pesisir atau banjir Rob. Plt. Deputi Bidang Meteorologi Herizal mengatakan potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

"Setelah terdampak limpasan banjir pesisir (Rob) pada awal Juni lalu, potensi Rob diperkirakan akan kembali berulang khususnya untuk Pesisir Utara Jawa," ujar Herizal dalam keterangan resmi, Jumat (19/6).

Herizal mengatakan pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) yang pada tanggal 21 Juni 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain faktor astronomi, BMKG menyebut banjir Rob terjadi akibat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4 meter di Samudera Indonesia, selatan Pulau Jawa, hingga Sumba.

Herizal menyebut potensi gelombang tinggi yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut itu akibat embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dengan kecepatan mencapai 25 knot (46 Km/Jam).

"Potensi hujan yang diperkirakan dapat terjadi dalam 3 hari ke depan di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, Cilacap, serta umumnya wilayah Pesisir Selatan dapat menambah tinggi dan lama berlangsungnya genangan rob," ujarnya.

Lebih lanjut, Herizal menyampaikan pemantauan satelit Altimetri untuk tinggi muka air laut di Perairan Indonesia umumnya bernilai positif, yaitu berada di atas tinggi muka laut rata-rata. Potensi rob dan gelombang tinggi, kata dia diperkirakan akan berlangsung mulai 19-21 Juni 2020.

"Setelahnya memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin," ujar Herizal.

Terkait dengan kondisi itu, Herizal mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana "Rob" dan gelombang tinggi.

Selain untuk masyarakat yang bermata pencaharian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan, imbauan itu ditujukan untuk masyarakat yang tinggal di daerah-daerah pantai berelevasi rendah, seperti pesisir utara Jakarta, Pekalongan, Semarang, Demak, hingga pantura Jawa Timur.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER