Selain pelayanan optimal, dia menyampaikan Smart City terkait dengan kepercayaan warga terhadap pemerintah. Dia mengatakan kepercayaan tidak akan terwujud jika banyak laporan yang terabaikan.
"Jadi pertanyaannya, apakah semua warga DKI menggunakan semua sisi informasi itu. Berapa banyak dan bagaimana warga DKI melihat respons yang diberikan?" ujar Yayat.
Minimnya partisipasi warga terhadap Smart City di era Anies, kata dia juga membuat korporasi dan badan usaha membuat aplikasi layanannya sendiri-sendiri. Misalnya rumah sakit, dia melihat rumah sakit hingga pasar membuat aplikasi sendiri yang terbilang sebih pintar dan cepat dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya orang mengatakan kalau pemerintah tidak melayani ya gue cari alternatif lain. Di sinilah bisa disandingkan produk-produk smart city pemerintah itu berbanding dengan harapan masyarakat," ujarnya.
Lebih dari itu, dia menyampaikan kelemahan utama dari belum optimalnya konsep smart city di Jakarta karena tidak adanya big data. Dia melihat data di Jakarta masih tersebar sehingga sebuah aplikasi sulit dikembangkan.
"Sekarang sistem informasi tidak didukung data base yang kuat itu repot. Seperti contoh pelayanan Surat Izin Keluar Masuk Jakarta (SIKM). Ada banyak yang menggunakan tapi butuh banyak proses untuk mendapat surat itu," ujar Yayat.
"Jadi intinya aplikasinya dibutuhkan, mudah diakses, cepat, dan mudah dijalankan," ujarnya.
Lihat juga:7 Inovasi Buatan Indonesia Lawan Covid-19 |
Pemerintah DKI Jakarta mengklaim JAKI merupakan aplikasi yang menyediakan akses beragam informasi resmi dan berbagai layanan masyarakat. Aplikasi yang baru diluncurkan pada awal tahun 2020 itu diketahui memiliki baragam fitur alias
Berdasarkan pengamatan CNNIndonesia.com, aplikasi JAKI memiliki tampilan yang sederhana dengan dominasi warna oranye. Meski demikian, di dalam aplikasi yang membutuhkan email sebagai syarat pendaftaran itu memiliki 11 fitur dengan fungsi yang berbeda-beda.
Salah satu fitur yang menjadi andalan dari aplikasi itu adalah JakRespons. Miliki kemiripan dengan Qlue, JakRespons adalah fitur bagi warga untuk melaporkan berbagai kejadian yang ada disekitarnya, misalnya kerusakan jalan, kebersihan, parkir liar, vandalisme, hingga pelayanan masyarakat.
Untuk menggunakan fitur itu, pengguna cukup mengambil gambar hal yang hendak dilaporkan secara langsung dari kamera atau dari galeri. Setelah itu, pengguna diminta memberi penjelasan soal hal yang dilaporkan dan alamat detil.
Setelah hal itu dilakukan, aplikasi JAKI akan memberikan keterangan 'menunggu' di laporan yang diunggah. Meski tidak ada batas waktu yang diperlihatkan, aplikasi itu akan mengeluarkan keterangan 'koordinasi' atau 'disposisi' ketika laporan sudah diteruskan ke dinas terkait.
Jika laporan ditindaklanjuti, aplikasi akan mengeluarkan keterangan 'proses' ketika laporan dikerjakan dan keterangan 'selesai' ketika laporan sudah selesai dilakukan. Sama dengan Qlue, aplikasi itu akan menampilkan foto sebagai bukti bahwa laporan sudah ditindaklanjuti.
Selain JakRespons, JAKI juga menawarkan fitur JakPangan yang berisi informasi harga komoditas pangan di setiap pasar yang ada di Jakarta. Kemudian JakWarta berisi berita kegiatan dan acara yang dilakukan dinas terkait.
Selanjutnya ada fitur JakPantau yang berguna untuk memantau ketinggian permukaan air di sejumlah titik di DKI. Terdapat pula fitur JakCLM (Kalkulator Covid-19) berbasis machine learning di Indonesia untuk mengukur kemungkinan seseorang Covid-19. Terkait JakCLM, pengguna diminta jujur mengisi data hingga NIK.
Aplikasi selanjutnya adalah JakSiaga yang berisi nomor telepon penting di Jakarta, seperti polisi, PMI, posko bencana alam, SAR, hingga Jakarta Siaga.
Sedangkan aplikasi JakAman, pengguna akan dialihkan ke aplikasi khusus bernama Jakarta Aman bisa hendak menggunakannya. Aplikasi itu berisi tombol darurat yang akan memberitahu BPBD DKI jika pengguna dalam keadaaan darurat.
Ada pula aplikasi JakIspu untuk melihat indeks pencemaran udara di seluruh wilayah di Jakarta yang bersumber dari Dinas Lingkungan Hidup. Selain itu ada fitur JakSurvei yang digunakan untuk menilai kinerja Pemprov DKI Jakarta sekaligus mengisi survei yang akan digunakan dalam membantu penyusunan kebijakan.
Kebutulan, tidak ada survei yang tersedia ketika CNNIndonesia.com hendak menggunakan fitur tersebut.
Di sisi lain, JAKI juga memiliki fitur JakApp yang juga menawrkan berbagai aplikasi seperti JakEfo, panJKT, MRT Jakarta, JakOne, iJakarta, Tijeku, dan Pantau Banjir. Pengguna akan diarahkan ke App Store atau Play Store ketika hendak menggunakan salah satu aplikasi tersebut.
Terakhir, JAKI dilengkapi dengan fitur JakCo yang berisi beragam aplikasi populer seperti Bukalapak, Gojek, Grab, Shoppe, dan Tokopedia. Namun, pengguna tetap harus mengunduh aplikasi tersebut ketika hendak menggunakannya.
(jps/dal)