Gabungan astronom mengumumkan bahwa mereka berhasil mengidentifikasi sebuah benda yang ada di lubang hitam atau black hole. Benda ini diyakini sudah lama menghilang dan berumur 780 juta tahun cahaya.
Benda itu merupakan salah satu makanan lubang hitam dan memiliki massa yang lebih berat 2,6 lipat dari Matahari. Oleh karena itu para ahli astrofisika menyebut benda tersebut dengan nama 'mass gap' atau celah massa.
"Kami telah menunggu puluhan tahun untuk memecahkan misteri ini," kata Penulis Utama Artikel Ilmiah Astrophysical Journal Letters dari Universitas Northwestern, Vicky Kalogera dikutip The New York Times.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak tahu betul objek ini, apakah bintang neutron yang diketahui paling berat atau lubang hitam paling ringan. Bagaimanapun ia memecahkan rekor," sambungnya.
Bintang neutron merupakan bintang yang padat dan mengandung massa dari Matahari yang terkompresi menjadi sebuah bola berukuran 12 mil. Sejauh ini para peneliti masih sulit untuk menjelaskan asal-muasal dan lingkungan objek tersebut.
Lihat juga:Astronom Deteksi Detak Jantung Lubang Hitam |
Akhirnya mereka mempertimbangkan skenarion pembentukan yang lebih 'eksotis' meliputi beberapa sistem penggabungan, kelompok bintang yang terikat, dan benda terperangkap dalam cakram di sekitar lubang hitam supermasif.
"Bagian yang menarik dari bintang-bintang neutron adalah bahwa mereka memiliki jalur untuk membawa materi ketika menghadapi keruntuhan gravitasi," kata peneliti dari Goddard Space Flight Center NASA, Zaven Arzoumanian dikutip dari National Geographic.
"Berapakah kepadatan stabil tertinggi yang dapat dicapai materi sebelum ia meledak dan runtuh. Belum terlihat lagi," sambungnya.
Sebelumnya, NASA sempat menemukan lubang hitam baru yang berjarak 30 ribu tahun cahaya. Pada November 2019, Regolith X-Ray Imaging Spectrometer (REXIS) pesawat ruang angkasa Osiris-Rex milik NASA mendeteksi di konstelasi Columba.
Pesawat ruang angkasa Osiris-Rex mengumpulkan sampel di asteroid Bennu. Penemuan ini disebut merupakan ketidaksengajaan.
Menurut NASA, objek bercahaya yang ditangkap Rexis ternyata merupakan lubang hitam X-ray. Hal tersebut pertama kali dikonfirmasi oleh teleskop X-ray Maxi milik Jepang di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Ledakan X-ray hanya dapat dilihat dari luar angkasa karena atmosfer pelindung Bumi melindungi planet kita dari X-ray.
Atmosfer bumi menghalangi sebagian besar radiasi antarbintang, jadi satu-satunya cara untuk mendeteksi objek seperti MAXI J0637-430 dengan andal adalah di ruang angkasa. ISS dan teleskop orbital adalah bagian penting dari upaya tersebut.