Ahli epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan kasus pasien virus corona Covid-19 di Indonesia sebetulnya lebih banyak dari China merujuk pada attack rate (jumlah kasus).
Selain itu, Windhu pun menuturkan bahwa jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air hampir menyamai China karena pengetesan yang dilakukan pemerintah belum begitu masif.
Di China sendiri, menurut Windhu sudah berhasil memeriksa sekitar 63 ribu orang tetapi di Indonesia belum sampai 4.500 orang yang dilakukan tes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya kita ini lebih parah dari China," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (17/7).
"Kalau kita lihat jumlah tes kita, ini masih seperlimabelas-nya China. Jadi China itu kan setiap sejuta orang, dia bisa kumulatif memeriksa hampir 63 ribu, kita masih 4.000, tidak sampai 4.500," sambungnya.
Windhu pun menyarankan untuk meningkatkan tes Covid-19 ke sejumlah daerah. "Jadi jumlah tes harus dilihat. Jadi kalau kita mau membandingkan ya di-adjust dengan jumlah tesnya. Kalau kita lihat kan sama dengan China, bedanya hanya 400-an kasus," pungkas Windhu.
Sebelumnya, jumlah kasus virus corona di Indonesia hingga Jumat (17/7) tepat berada di bawah China dan nyaris melampaui negara Tirai Bambu itu.
Menurut data dari yang dihimpun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RI, pada Jumat kasus Covid-19 bertambah sebanyak 1.462 orang sehingga totalnya kini menjadi 83.130 orang.
Sementara itu menurut data dari Worldometer, total kasus di China hingga kini mencapai 83.622 dengan penambahan 10 kasus baru. Saat ini China menempati posisi ke-25 kasus Covid-19 di dunia dan Indonesia tepat berada di bawahnya.
Jumlah pasien meninggal di China mencapai 4.634 orang dan pasien meninggal di Indonesia mencapai 3.957 orang. Sementara itu jumlah pasien sembuh di Indonesia sebanyak 41.834, jauh di bawah China dengan 78.737.