Dampak Fenomena Pelemahan Medan Magnet Bumi Terhadap Manusia

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2020 15:30 WIB
Pelemahan medan magnet bumi akan masuk ke fase 'lemah' setelah itu kembali menguat.
Ilustrasi pelemahan medan magnet bumi. (Foto: iStockphoto/dem10)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa periode pelemahan medan magnet bumi merupakan hal yang wajar. Fenomena ini dianggap biasa dan tidak berdampak langsung ke manusia.

Menurut Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suadi Ahadi, fenomena ini juga dibarengi dengan aktivitas Matahari yang juga tengah melemah, namun periodiknya hanya sebelas tahun.

"Jadi inti sebenarnya magnet Bumi itu terbentuk karena rotasi Bumi yang mengandung banyak mineral. Periode pelemahan magnet Bumi itu adalah periodik yang wajar terjadi," kata Suadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Suadi, medan magnet bumi akan masuk ke fase 'lemah' setelah itu kembali menguat.

"Bukan artinya dia melemah langsung mati, tapi dia menguat kembali. Itu proses yang wajar," sambungnya.

Suadi menambahkan memang saat ini kutub magnetik sedang mendekati kutub geografis Bumi. Namun ketika nantinya kutub magnetik dan kutub geografik terhimpit, iklim seperti musim dingin, panas, dan semi akan sesuai dengan posisinya.

Menyoal kebalikan kutub hanya terjadi setiap 400 ribu tahun sekali, namun ada juga yang mengatakan 75 ribu tahun sekali.

Lalu Suadi mengibaratkan kebalikan kutub dengan film berjudul 2012, film tersebut menggambarkan kebalikan kutub ekstrem. Oleh sebab itu, terjadi gempa dan tsunami dengan gelombang tinggi di sejumlah lokasi.

"Diibaratkan seperti film 2012, kenapa terjadi gempa di mana-mana, tsunami di mana-mana sebenarnya terjadi kebalikan kutub di mana pembalikan kutub itu tidak utara ke selatan, tapi timur ke barat," jelasnya.

Artinya, lempeng juga akan bergerak sehingga terjadi gempa dan tsunami. Ia pun menegaskan kalau pembalikan kutub yang esktrem itu hanya 400 tahun sekali.

Namun untuk kebalikan kutub saat ini sebetulnya hanya relaksasi Bumi. Apabila kutub magnet tidak bergerak, gerak lempeng akan bergerak ke satu titik vektor.

"Sekarang untuk magnetiknya berhimpitan itu, arah gerak lempeng juga akan ikut bergerak. Jadi gempanya lebih banyak tapi kecil-kecil dan tidak ada hubungan dengan gempa yang berurutan di sini," pungkas Suadi.

Pelemahan medan magnetik bumi hanya fenomena biasa

Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Suadi Ahadi, tidak akan ada efek bencana akibat fenomena pelemahan medan magnetik bumi.

"Jadi fenomena pelemahan magnetik di Samudra Hindia dan tepatnya di Afrika Selatan dan fenomena perubahan kutub magnetik yang mendekat ke kutub utara bumi itu fenomena yang biasa, tidak berdampak langsung ke masyarakat," tegas Suadi.

Menurut Suadi, fenomena ini memiliki keuntungan yaitu pola iklim akan lebih stabil dalam beberapa tahun mendatang. Kendati demikian, karena ada proses pembalikan kutub, frekuensi gempa akan lebih banyak, namun tidak besar dalam beberapa tahun ini.

"Gempa beruntun itu enggak termasuk sama pelemahan, jadi mainnya global. Jadi gini kalau kita bicara model medan magnetik bumi itu kan global. Satu bumi itu kita bicarakan frekuensi pada saat ini karena terjadi perubahan pembalikan kutub di Samudra Hindia 20 tahun terakhir ini frekuensi gempa akan jauh lebih tinggi di seluruh dunia," pungkasnya.

Medan magnet sendiri berfungsi untuk menahan atmosfer di tempat dan melindungi manusia dari radiasi kosmik berbahaya dan angin Matahari.

Fenomena melemahnya medan magnet ini memang tidak menimbulkan risiko bagi manusia atau makhluk lain di permukaan Bumi. Akan tetapi, pelemahan ini berpengaruh pada pesawat ruang angkasa dan satelit yang melayang di orbit rendah yang tengah ada di wilayah tersebut.

Pesawat-pesawat ini kemungkinan mengalami malfungsi ketika melewati kawasan dengan medan magnet yang melemah. Medan magnet juga melindungi Bumi dari radiasi kosmik dan partikel bermuatan yang dipancarkan matahari.

Pelemahan medan magnet ini berdampak pada satelit. Partikel dari langit Matahari ini bisa menyebabkan masalah dengan sistem elektronik di satelit, hingga pesawat antariksa.

(din/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER