Strategi Produsen Otomotif Indonesia Hadapi Ancaman Resesi

CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2020 19:30 WIB
Resesi dikawatirkan terjadi di Indonesia karean pada masa pandemi, yakni di kuartal kedua, perekonomian terkontraksi 5,32 persen.
Ilustrasi GIIAS 2017. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen otomotif di Tanah Air telah melakukan berbagai persiapan dan strategi menghadapi resesi imbas wabah corona (Covid-19). Ancaman resesi dikhawatirkan sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen pada kuartal kedua tahun ini semasa pandemi.

Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi menuturkan, sebagai antisipasi resesi, perusahaan terus memantau perkembangan perekonomian di Tanah Air sembari mempelajari keinginan pasar terhadap mobil secara rinci.

"Kami akan terus melakukan pantauan terhadap tren permintaan pasar secara total nasional dan wilayah atau segmentasi," kata Anton, Jumat (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anton mengatakan perusahaan juga bakal berdiskusi intensif dengan produsen mobil untuk perusahaan yakni Astra Daihatsu Motor dan pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

"Ya berdasarkan itu membicarakan soal produksi atau supply dengan pabrikan," ucap dia.

Upaya lain menurut Anton yakni terus berkomunikasi dengan konsumen secara paralel. Di samping itu semua program leasing harus tetap berjalan.

Kata Anton sejauh ini pihaknya juga belum terpikir melakukan PHK terhadap karyawan meski penjualan sedang sulit.

"Solusi-solusi baru [program kepemilikan mobil Toyota] juga dijalankan seperti Kinto dan Deal Cermat," kata Anton.

Efisiensi

Sementara Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan perekonomian Tanah Air dan kondisi pasar imbas wabah corona, sekaligus melalukan efisiensi operasional.

"Pada dasarnya kami akan terus memonitor perkembangan dari kondisi pasar dan ekonomi, sambil terus menjaga efisiensi bisnis yang telah kami jalankan," ucap Billy.

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam.

"Strategi kami tetap mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan terus meningkat efisiensi operasi," ucap Bob.

Di sisi lain, Bob berharap ada perhatian khusus yang diberikan pemerintah dengan memberikan stimulus agar pasar otomotif lebih bergairah.

"Kami juga berharap stimulus untuk mengangkat demand bisa lebih aktif lagi," ucap Bob.

Optimistis

Meski isu resesi, bahkan depresi, kencang berhembus, Billy masih optimistis penjualan otomotif nasional tumbuh kala pandemi sejalan dengan dilonggarkannya pembatasan dari pemerintah.

Penjualan mobil nasional pada Juni memang mengalami peningkatan cukup signifikan, atau lebih dari 70 persen ketimbang Mei, namun catatan penjualan masih jauh dari rata-rata pada 2019.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merekam penjualan ritel atau penjualan dealer ke konsumen pada Juni naik menjadi 29.862 unit atau tumbuh 74,8 persen dibanding Mei sebanyak 17.083 unit.

"Saat ini kondisi pasar otomotif justru menunjukkan tren positif bila melihat pencapaian Juli lalu meskipun masih jauh dari kondisi tahun lalu yah," kata Billy.

Billy berharap industri otomotif Indonesia kembali pulih sehingga roda perekonomian dalam negeri ikut terkerek naik.

"Kami berharap kondisi ini dapat terjaga sehingga ekonomi secara umum juga dapat membaik," ucap Billy.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER