Penjelasan PVMBG soal Lumpur Campur Gas di Blora

CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2020 14:45 WIB
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menyatakan fenomena semburan lumpur yang terjadi di Blora, Jawa Tengah berbahaya.
Lumpur panas bercampur gas di Blora, Jawa Tengah. (Foto: Detikcom/Febrian Chandra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menyatakan fenomena semburan lumpur yang terjadi di Blora, Jawa Tengah, dinamakan mud volcano atau gunung api lumpur. Dia mengatakan fenomena itu biasa terjadi di kawasan yang mengandung sedimen dan gas.

"Fenomena di sana orang sering menyebutnya mud volcano atau gunung api lumpur," ujar Kasbani kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/8).

Kasbani menuturkan semburuan itu terjadi karena lumpur yang berada di dalam tanah dalam kondisi panas. Semburan, lanjut dia juga akibat tanah di mana lumpur berada mengandung gas dan uap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Kasbani menyebut semburan lumpur di Indonesi bukan peristiwa pertama. Dia berkata beberapa tahun lalu fenomena serupa yang disebut Bledug Kuwu, yang terjadi di zona Randublatung, Blora. Zona itu mengandung sedimen dan hidrokarbon.

"Jadi sebenarnya kejadian ini tidak hanya sekali saja. Memang dia akan periodik seperti itu," ujarnya.

Kasbani menuturkan fenomena mud volcano bisa berlangsung dalam waktu yang bervariasi, tergantung jumlah material yang ada di dalam tanah.

Kasbani menambahkan mengimbau masyarakat untuk menjauh dari lokasi terjadinya fenomena mud volcano. Dia mengatakan fenomena itu mengeluarkan gas gas belerang hingga gas hidrokarbon seperti metan.

"Dan juga kan daerahnya lembek. Bisa membahayakan, bisa terperosok," ujar Kasbani.

Lebih dari itu, Kasbani juga meminta masyarakat tetap tenang dan menjauh dari lokasi fenomena itu berlangsung. Saat ini, dia berkata pihaknya juga telah menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan investigasi.

(jps/mik)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER