CEO Google Sundar Pichai mengatakan Google tak tertarik TikTok. Google tak tertarik untuk mengakuisisi aplikasi asal China itu dan bersaing dengan berbagai perusahaan teknologi Amerika Serikat, di antaranya adalah Microsoft Corp dan Twitter.
Pada episode terbaru podcast 'Pivot Schooled Live', Kara Swisher dari Recode dan Profesor Scott Galloway dari Universitas New York bertanya kepada Pichai apakah perusahaan tertarik untuk mengakuisisi TikTok.
"Kami tidak tertarik," ujar Pichai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Pichai mengatakan TikTok membayar Google untuk menggunakan layanan komputasi awan Google Cloud.
Pertanyaan kepada Pichai berkaitan dengan apakah Google sebagai perusahaan teknologi raksasa akan ikut memperebutkan TikTok dengan perusahaan raksasa lainnya seperti Microsoft dan Twitter.
Trump pada Jumat (7/8) mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang TikTok beroperasi di AS. Aturan itu berlaku dalam 45 hari ke depan.
Setelah itu berlaku, maka AS akan melarang warga maupun perusahaan melakukan transaksi apa pun dengan ByteDance Ltd, pemilik aplikasi TikTok.
Alasan Trump melarang TikTok karena kekhawatiran keamanan atas perusahaan induk milik China, ByteDance. Trump mengeluarkan perintah eksekutif lain pada 14 Agustus yang memberikan ByteDance opsi untuk mendivestasi bisnis TikTok di AS dalam waktu 90 hari.
Dilansir dari Livemint, Microsoft, dengan kapitalisasi pasar $1,6 triliun menjadi yang terdepan dalam pembelian TikTok di AS. Baru-baru ini Microsoft mengonfirmasi akan bergerak cepat dalam pembicaraan dengan ByteDance untuk mengakuisisi TikTok.
Tak hanya Microsoft, Twitter juga berencana untuk membeli TikTok. Twitter akan berhadapan dengan Microsoft yang saat ini juga tengah berusaha untuk mengambil alih TikTok.
TikTok yang memiliki 100 juta pengguna di AS telah mengajukan gugatan terhadap pemerintahan Trump atas perintah eksekutif yang melarang setiap transaksi AS dengan perusahaan induknya ByteDance.
Dilansir dari Wokejournal, Pichai mengatakan bahwa TikTok yang memiliki 100 juta pengguna, berkembang di tengah pandemi seperti beberapa perusahaan teknologi lainnya.
Penggunaan aplikasi video singkat, medsos, hingga video conference meningkat seiringan dengan imbauan pembatasan aktivitas di luar rumah akibat pandemi Covid-19.
"Ada perusahaan yang muncul dengan sangat kuat saat ini. Perusahaan-perusahaan besar melakukannya dengan sangat baik tetapi saya melihat banyak perusahaan yang bermunculan, "kata Pichai.
(jnp/eks)