5 Isu Bikin 49,9 Persen Sentimen Negatif Jokowi di Medsos

CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2020 09:35 WIB
Hasil penelitian INDEF soal perbincangan terkait Joko Widodo di media sosial menunjukkan sentimen negatif hingga 49,9 persen terkait dengan 5 isu.
Presiden Joko Widodo. Hasil analisa INDEF menunjukkan 49,9 persen sentimen negatif perbincangan terkait Presiden Joko Widodo sejak Juli hingga November (Lukas - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melaporkan terdapat  isu yang menimbulkan sentimen negatif terhadap Presiden Joko Widodo di media sosial hingga 49,9 persen. Hal itu berdasarkan  analisis data pada bulan Juli sampai 13 November 2020.

Tim Indef menyampaikan sentimen negatif yang mencapai separuh dari sentimen publik di medsos mengindikasikan bahwa presiden tidak mempunyai modal besar untuk membuat lompatan kebijakan yang tidak populer.

"Dari 1,22 juta percakapan terkait Jokowi ada tidak kurang dari 49,9 persen mempunyai sentimen negatif," kutip laporan Indef, Senin (16/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indef membeberkan ada lima isu yang menyebabkan sentimen negatif terhadap Jokowi cukup tinggi, yakni RUU Cipta Kerja, penanganan pandemi, dinasti politik di Pilkada, Pilkada di masa pandemi, dan peningkatan utang negara.

Hasil analisis Indef perbincangan media sosial terkait Presiden Joko Widodo di media sosialFoto: (dok. Indef)
Hasil analisis Indef perbincangan media sosial terkait Presiden Joko Widodo di media sosial

Secara lebih rinci,Indef membeberkan 73 persen dari 78.900an percakapan mengenai RUU Cipta Kerja mempunyai sentimen negatif kepadaJokowi. RUUCiptaker dinilai tidak populer, sembrono, dan salah kaprah.

Kedua, isu penanganan pandemi sebanyak 35.400an mempunyai sentimen negatif 63 persen. Percakapan tentang dinasti politik mencapai 13.700an dengan sentimen negatif 81 persen.

Adapun percakapan Pilkada di masa pandemi mencapai 7.600an dengan sentimen negatif 91 persen dan peningkatan utang negara mencapai 4.700an dengan sentimen negatif mencapai 73 persen.

"Perbincangan tentang institusi, kebijakan, sikap, persepsi dan tingkah laku presiden sudah cukup untuk mengindikasikan popularitasnya di mata publik. Sentimen positif sebesar 50,1 persen tidak cukup populer untuk menjalankan kebijakan yang tidak populer, kontroversial atau bahkan berdamp[ak negatif terhadap masyarakat luas," kata Indef.

Indef mengaku menggunakan sistem big data (Machine Learning) untuk mengambil data dan informasi percakapan, berita dan dokumen-dokumen di dunia maya, di dalam cloud.

Indef mencatat percakapan yang terjaring dan terkait Jokowi relatif besar jumlahnya, yakni tidak kurang dan 1,22 juta percakapan. Indef tidak mengelak pencakapan terkait Jokowi ada yang berasal dari bot.

(jps/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER