Twitter akan Perlambat Pengguna Like Tweet yang Menyesatkan

Jonathan Patrick | CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2020 03:02 WIB
Penambahan fitur tersebut tidak mencegah pengguna untuk terus menyukai pada cuitan, namun memperlambat proses suka (like).
Twitter terus memerangi cuitan menyesatkan. (Foto: AFP/DENIS CHARLET)
Jakarta, CNN Indonesia --

Twitter terus memerangi cuitan yang dianggap menyesatkan. Saat ini perusahaan jejaring media sosial tersebut tengah mengembangkan sebuah notifikasi yang akan muncul secara pop-up saat pengguna menyukai cuitan yang telah diberi label menyesatkan.

Penambahan fitur tersebut tidak mencegah pengguna untuk terus menyukai pada cuitan, namun memperlambat proses suka (like) cuitan karena notifikasi pop-up tersebut.

Peringatan serupa muncul ketika pengguna mencoba me-retweet cuitan dengan label misinformasi. Fitur tersebut ditemukan oleh peneliti aplikasi, Jane Manchun Wong dalam kode aplikasi Twitter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Twitter mengonfirmasi bahwa fitur yang ditemukan oleh Wong sedang dalam pengembangan, tetapi tidak mengungkap kapan akan meluncurkan fitur ini.

"Tujuan kami adalah memberi orang konteks dan alat yang diperlukan untuk menemukan informasi yang kredibel di layanan kami, tidak peduli topik atau di mana mereka melihat Tweet," kata juru bicara Twitter.

Fitur baru ini akan sejalan dengan kebijakan lain yang diambil Twitter untuk memperlambat penyebaran informasi yang salah pada layanannya, termasuk perubahan terbaru tentang cara kerja retweet.

Pada 20 Oktober 2020, Twitter mulai meminta siapa pun yang me-retweet sesuatu untuk turut membagikan tweet kutipan.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu pengguna berhenti sejenak dan memikirkan cuitan tersebut. Hal ini juga mendorong mendorong pengguna untuk benar-benar membaca konten yang mereka bagikan.

Selain itu, Twitter juga meluncurkan serangkaian kebijakan baru menjelang Hari Pemilu di AS, untuk mengendalikan tweet yang menyesatkan.

Selain memberi label informasi yang salah, Twitter menerapkan peringatan dan pembatasan yang lebih agresif pada cuitan dari tokoh politik AS.

Hal ini berlaku bagi kandidat dan akun kampanye, serta akun berbasis di AS lainnya yang memenuhi ambang jumlah pengikut, atau keterlibatan tweet.

Peringatan telah ditempatkan di atas tweet yang mengklaim kemenangan sebelum penghitungan resmi usai.

Dilansir dari Washington Post, fitur ini dirancang sebagai tanggapan terhadap isyarat Trump bahwa ia tidak akan mudah menyerah.

Dilansir dari Tech Crunch, penggunaan peringatan agresif ini mungkin berkurang dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, mengingat pengajuan hukum Trump yang tampak tidak kuat,

Twitter mengatakan pihaknya mencoba untuk menghilangkan misinformasi dengan tidak mengizinkan cuitan berlabel misinformasi muncul di penelusuran atau di dalam timeline pengguna .

"Ini adalah proses yang berulang, dan kami terus mengeksplorasi fitur dan kebijakan untuk membantu orang-orang di Twitter membuat keputusan yang tepat," jelas Twitter.

(jnp/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER