Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan LAPAN mengungkap adanya hujan lebat dari pertumbuhan awan konvektif yang berlangsung secara cepat, dan mengakibatkan longsor di Dusun Bojong Kondang, Sumedang pada Minggu (10/1) malam yang telah mengakibatkan 13 orang meninggal.
Hasil pengamatan LAPAN terhadap kondisi awan yang menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif yang meluas (skala meso) dan terjadi secara cepat pada Sabtu (9/1) dari pukul 14.00-15.00 WIB di Jawa Barat.
Hal ini diprediksi menjadi penyebab terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di sekitar lokasi longsor di Sumedang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Satelit GsMAP menunjukkan curah hujan mulai meningkat pada pukul 13.00 WIB dan mengalami curah hujan tertinggi terjadi pada pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan pengamatan radar, LAPAN memprediksi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Sumedang terjadi dengan interval waktu kurang lebih 3 jam, dan menunjukkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di lokasi longsor kurang lebih 4 jam.
Sebelumnya, bencana longsor terjadi di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (10/1). Dikabarkan 13 orang menjadi korban akibat peristiwa ini, dan 27 orang masih dalam pencarian.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, rawan menjadi pemukiman warga. Menurutnya, tak semua lahan laik untuk menjadi tempat tinggal.
"Ini menjadi peringatan, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan. Lahan ini sebenarnya memang rawan untuk ditinggali," kata Emil dalam keterangan tertulis, Minggu (10/1).
Emil meninjau langsung lokasi tanah longsor yang memakan korban jiwa tersebut. Ia pun meminta semua pihak untuk waspada terhadap longsor susulan. Menurut laporan yang diterima, masih terjadi retakan tanah di sekitar lokasi bencana.