Dilihat dari depan mungkin kita tak akan asing melihat desain mobil tersebut terutama bagian grilnya. Desainnya cukup familiar bagi masyarakat Indonesia sebab akan mengingatkan kita pada gril mobil-mobil Datsun.
Tapi ini wajar sebab sebelum diambil Nissan, pengembangan Magnite ditujukan bakal Datsun sebelum akhirnya merek itu dipensiunkan.
Mobil ini mempunyai desain bergaya Sport Utility Vehicle (SUV) yang dilengkapi roofrail pada atapnya. Bentuk bodinya juga terlihat cukup serasi dengan desain pelek berbentuk unik yang memiliki ukuran 16 inci dengan dua warna.
Mobil ini dapat memuat lima penumpang yang di Indonesia akan menjadi kompetitor langsung bakal mobil Kia Sonet. Sebagai SUV lima penumpang, Magnite memiliki dimensi panjang 3,994 meter, lebar 1,758 meter, tinggi 1,572 meter, wheelbase 2,501 meter, dan ground clearance 186 mm.
Masuk ke kabin, desainnya bisa dikatakan cukup sederhana, namun tidak juga membuat kecewa pembeli mengingat mobil ini dibandrol Rp200 jutaan.
Joknya dibalut bahan fabrik yang cukup halus saat disentuh. Sedangkan sejumlah bagian masih terbuat dari material keras plastik seperti dasbor, hingga pegangan pintu bagian dalam. Interior mobil didominasi warna hitam.
Menyalakan dan mematikan mesin cukup menekan tombol di dasbor bagian tengah tepatnya di bawah head unit.
Sedangkan lubang ventilasi AC tidak hanya terletak pada baris pertama. Produsen juga menyisipkan ventilasi AC pada baris kedua yang posisinya ada di dekat lutut penumpang.
Dengan penumpang tinggi 180 cm, menurut saya duduk pada baris kedua cukup mengakomodir, tapi saya ingatkan untuk dua penumpang saja dengan tinggi badan yang sama supaya lebih nyaman.
Sebelum mengendarai mobil ini saya terlebih dahulu mencoba menyesuaikan posisi mengemudi yang nyaman. Pengaturan bisa dilakukan pada jok dan roda kemudi secara manual. Untuk pengaturan naik-turun lingkar setir juga secara manual.
Kebetulan mobil yang saya gunakan merupakan Magnite varian tertinggi dengan transmisi jenis CVT. Varian ini dibandrol Rp238,8 juta.
Saya memulai perjalanan dari area parkir Nissan yang memiliki area cukup terbatas. Kebetulan akses keluar dari lokasi parkir di lantai dua basement memiliki lebar yang pas-pasan, atau hanya cukup untuk satu mobil.
Namun pada kondisi ini saya cukup terbantu lantaran Magnite memiliki fitur around view monitor. Fitur ini akan memperlihatkan seluruh sisi mobil lewat head unit sehingga saya tak perlu khawatir mobil bakal menyerempet mobil lain, atau benda lain di sekitar mobil ketika hendak berbelok.
Usai menyusuri area parkir, saya lantas meninggalkan area gedung dan disambut jalan raya besar di MT Haryono. Keinginan membejak gas langsung timbul mengingat ingin merasakan sensasi mesin 'mini' turbo pada mobil ini.
Gas saya injak perlahan dengan menyesuaikan kondisi lalu lintas yang terbilang padat sore itu.
Tenaga terasa cukup menghentak dan mobil meluncur bebas meski awalnya sempat terasa turbo lag, tapi relatif tak begitu terasa.
Magnite diketahui menggendong mesin kecil, hanya 1.000 cc bensin dipadukan dengan turbo. Mesin dapat menghasilkan 98,6 hp pada 5.000 rpm. Sedangkan torsinya ada perbedaan yakni transmisi manual 160 nm pada 2.800 - 3.600 rpm dan CVT 152 nm pada 2.200 - 4.400 rpm.
Nissan menyebutkan turbonya akan aktif ketika menyentuh 1.600 rpm.
Jalanan Ibu Kota Jakarta yang padat yang gunakan untuk membuktikan kelincahan mobil. Kemudi yang ringan diputar dan dimensi mobil yang tidak terlalu panjang membuat bergerak lebih agresif, tanpa rasa ragu.
Kondisi kabin cukup senyap untuk ukuran mobil Rp200 jutaan. Tapi kalau soal suspensi, saya nilai cukup baik untuk melibas jalan bergelombang dan rusak. Dan bisa saya akui suspensi bisa menjaga kestabian mobil ketika masuk keluar tikungan dengan kecepatan sedang.
Saya juga tak sempat merasakan sejumlah fitur penghibur yang tersedia. Meski tidak terlalu wah, namun bisa mengurangi rasa jenuh di padatnya jalan ibu kota.
Mobil pun kembali masuk parkiran kantor Nissan usai 15 menit berkeliling.
Impresi singkat bersama Magnite jelas menimbulkan kesan tersendiri, sebab mobil ini memiliki keunikan yang tidak ditawarkan produsen lain di Indonesia yakni mesin 1.000 cc turbo.
Tapi di samping itu Nissan jelas punya modal dari keunikan Magnite. Dan tinggal bagaimana meyakini calon konsumen.
Bukan tidak mungkin Magnite sebagai alat penggoda kawula muda atau konsumen yang ingin membeli mobil pertama, atau keluarga muda yang butuh mobil ringkas, namun dengan harga yang tidak terlampau tinggi. Magnite bisa jadi pilihan alternatif bagi mereka.