Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden diharapkan dapat membuat perubahan di sektor otomotif ke arah lebih baik ketimbang era Donald Trump. Biden sudah menjelaskan bakal membuat peralihan kebijakan begitu mulai bekerja di Gedung Putih.
Menurut Just Auto, berikut pekerjaan rumah buat Biden yang sudah dilantik menjadi Presiden AS ke-46 pada Rabu (20/1).
Pemerintahan Trump dikrtikik banyak ilmuan iklim dan aktivis lingkungan karena menarik AS dari perjanjian Paris yang sudah diadopsi PBB mengenai komitmen negara-negara untuk mengurangi emisi sehingga membatasi kenaikan suhu global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kebalikan dari itu, Biden telah menyatakan bakal membawa AS bergabung pada perjanjian tersebut pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden.
Kondisi ini tentu akan membuat sebagian perubahan di masa mendatang. AS mungkin akan menerapkan pengetatan emisi sehingga mobil yang dijual di negeri Paman Sam menjadi lebih irit konsumsi bahan bakar.
Hal ini memang akan membuat ongkos produksi naik, tapi setidaknya dapat membuat masa depan industri ke arah lebih baik mengingat semua pihak sedang berlomba mengembangkan mobil ramah lingkungan. Faktor emisi juga akan memudahkan ekspor mobil dari AS.
Di bawah pemerintahan Trump, kendaraan yang dijual di AS hanya perlu menunjukkan peningkatan 1,5 persen dalam penghematan bahan bakar rata-rata antara 2022 dan 2025. Itu menurun tajam dari 4,7 persen seperti yang diamanatkan presiden sebelumnya, Barack Obama.
Efek dari penghematan bahan bakar akan mendorong produsen di AS membuat mobil seirit mungkin, entah menggunakan teknologi hybrid atau langsung ke murni listrik. Ini juga semakin menjauhkan orang di AS terhadap mobil pembakaran internal seperti SUV atau pikap kabin ganda yang sangat laris di sana.
Calon bawahan Biden dalam jajaran kementerian pernah mengusulkan terkait rencana infrastruktur transportasi senilai US$1 triliun, termasuk peningkatan 13 kali lipat dalam pendanaan transportasi umum. Diharapkan ini dapat memfokuskan sumber daya pada transportasi umum, pengurangan emisi, dan infrastruktur bagi kendaraan listrik.
Pemerintahan Trump tidak hanya menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, tapi juga mengancam sanksi kepada siapa saja yang berdagang dengan negara itu. Hal ini membuat sejumlah pembuat mobil seperti PSA, Renault, hingga Daimler menarik bisnis dari Iran.
Sedangkan tim Biden sebelumnya sempat berjanji akan berdamai dengan Iran dan menghapus segala pembatasn yang sudah dibuat. Kegiatan otomotif antara kedua negara diprediksi akan kembali menggeliat.
(ryh/fea)