Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan dentuman yang terdengar oleh sejumlah warga di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Selasa (26/1), bukan berasal dari gempa.
Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan pihaknya tidak mendeteksi aktivitas gempa saat dentuman tersebut terjadi.
"Saya hanya memastikan itu bukan gempa," ujar Daryono kepada CNNIndonesia, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryono menuturkan menerima informasi bahwa terdengar suara dentuman di pesisir Desa Maliaya, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Selasa (26/1), sekitar pukul 09.00 WITA. Setelah itu, hasil pengecekan aktivitas gempa pada jam tersebut tidak mencatat adanya anomali seismik.
Meski demikian, Daryono enggan menjelaskan lebih jauh perihal sumber dentuman itu. Dia menduga sumber tersebut berasal dari aktivitas manusia di pesisir Desa Maliaya.
Berdasarkan penelusuran di media sosial, ditemukan informasi bahwa dentuman berasal dari bom ikan milik nelayan yang sedang mencari ikan di wilayah itu. Karena masih dalam situasi pasca gempa besar, dentuman dari bom ikan itu membuat warga yang mendengarnya panik.
Beberapa hari sebelumnya, dentuman keras juga terdengar di Bali. Sejumlah warga pun mengaku melihat benda melintas luar angkasa sebelum dentuman terdengar.
BMKG mencatat adanya anomali sinyal seismik saat dentuman terjadi di Bali. Bahkan, formulasi menyebut dentuman menciptakan getaran 1,1 magnitudo.
Hingga berita ini diturunkan, LAPAN belum merespons pertanyaan dari CNNIdonesia.com perihal sumber dentuman tersebut.
(jps/mik)