Salah satu indikasi lain untuk mengetes kualitas layar bisa dilihat dari kemampuan panel untuk menampilkan warna hitam. Jika layar bisa menghasilkan warna hitam pekat, itu menjadi penanda tv punya kualitas dan referensi warna yang luas. Misal seperti tampak pada layar OLED.
Sementara pada tv ini, referensi warna yang dimiliki terbatas. Sehingga, detil gradasi warna perubahan warna dari hitam ke warna yang lebih cerah tidak tampil mulus (lihat gambar). Tanpa referensi warna yang luas, warna gradasi yang dihasilkan tampak terpatah-patah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi mereka yang terganggu dengan hal-hal detil semacam ini, sepertinya perlu mencari opsi lain. Hal ini mungkinterasa terganggu bagi mata penikmat layar yang jeli dengan detil warna pada layar. Namun, untuk penikmat menonton secara umum yang lebih mengutamakan fungsi ketimbang estetis, hal ini takterlalu mengganggu kenyamanan menonton.
Pengguna yang hanya butuh kenyamanan menonton smartTV, detil seperti ini tentu bukan sesuatu yang penting. Televisi ini tetap fungsional dengan tawaran harga terjangkau.
Kecerahan layar TV cukup baik, sehingga tetap memberikan gambar dengan warna yang cukup tajam. Namun, lantaran resolusi layar hanya FHD, tentu tak akan mampu memberikan detil yang baik ketika memainkan video dengan resolusi yang lebih tinggi. Selain itu, layar TV ini juga tidak dilengkapi dengan bahan untuk mengurangi pantulan cahaya.
Xiaomi Mi TV 4 Bezeless smart tv android |
Xiaomi Mi TV 4 Bezeless smart tv android |
Audio
Untuk audio, TV ini menggunakan dua speaker 2x10W dengan teknologi kompresi suara DTS_HD. Untuk menambah ketangguhan audio dengan speaker eksternal, tv ini sudah dilengkapi dengan beberapa port audio tambahan.
Dengan dua speaker, televisi ini memang sudah mendukung suara stereo. Sehingga, suara yang dihasilkan cukup lantang dan solid, berbeda dengan televisi dengan speaker mono yang akan terdengar lebih cempreng.
Meski demikian, kualitas suara yang dihasilkan tak terlalu istimewa. Jangan mengharapkan suara bas menggelegar akan keluar dari speaker televisi ini.
Suara treble pada beberapa kesempatan juga terdengar pecah. Range suara yang bisa dilayani oleh speaker ini memang tak terlalu luas, namun cukup memadai.
Xiaomi menyediakan dua antarmuka bagi pengguna, pertama tampilan bawaan dari Android TV dan kedua antarmuka yang mereka sediakan sendiri yang dinamakan Patch Wall.Pengguna bisa memilih untuk menggunakan tampilan antarmuka asli bawaan Android TV atau Patch Wall sebagai default.
Secara umum, keduanya hanya berbeda dari segi penyusunan konten. Pada Patch Wall, pengguna mendapat susunan konten yang kebanyakan adalah pilihan film dari beberapa aplikasi yang sudah menjadi rekanan Xiaomi seperti CatchPlay, Vidio, dan lainnya.
Pengguna juga bisa langsung mengklik saluran tv lokal tanpa membuka aplikasi lain untuk melakukan streaming siaran tv seperti Trans TV, SCTV, Indosiar, dan lainnya.
Pengguna juga mendapat rekomendasi beberapa film premium gratis yang disediakan oleh aplikasi yang bekerjasama dengan Xiaomi.
Sementara pada antarmuka Android TV, pengguna bisa mengatur aplikasi apa saja yang ingin ditampilkan di layar depan.
Aplikasi-aplikasi yang dipilih untuk tampil di layar depan ini lantas akan menampilkan beberapa program pilihan kepada pengguna.
Pada jajaran paling atas, pengguna juga bisa memilih jalan pintas untuk aplikasi-aplikasi favorit. Sayang, beberapa aplikasi bawaan yang tak terpakai tak bisa dihapus, seperti Google Play Movies & TV misalnya.
Pada generasi Mi TV sebelumnya, sempat dikeluhkan waktu loading Mi TV 4 yang agak lama. Namun, hal ini tidak dirasakan pada seri Bezel-less. TV menyala responsif, bahkan pengguna bisa langsung melanjutkan tontonan yang belum selesai disaksikan saat TV dimatikan.
Hal ini dimungkinkan dengan fitur Quick Wake yang dijanjikan bisa melanjutkan tontonan dalam waktu kurang dari 5 detik. Setidaknya, hal ini sesuai dengan janji Xiaomi.