Alat NASA Teliti Mars: Helikopter Ingenuity Hingga MOXIE

CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2021 11:49 WIB
Pesawat ruang angkasa NASA Perseverance yang sudah sampai ke MARS membawa beragam alat canggih, salah satunya helikopter Ingenuity.
Ilustrasi NASA berhasil mendarat di MARS. (via REUTERS/NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesawat ruang angkasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sukses mendarat di Mars. Misi yang dinamai Mars 2020 itu bertujuan untuk mencari bukti kehidupan Mars masa lalu, dengan menggunakan sederet alat canggih salah satunya bernama Ingenuity.

Dalam misi ini, NASA membawa beberapa muatan untuk mendukung misi robot dan manusia di masa depan planet merah tersebut.

Alat tercanggih yang dibawa oleh pesawat ruang angkasa NASA bernama Perseverance itu adalah helikopter kecil bernama Ingenuity. Helikopter ini akan terbang di lapisan atmosfer Mars.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Helikopter seberat 1,8 kilogram itu disematkan di perut Perseverance dan akan dikerahkan dalam misi awal untuk uji terbang di planet kelima dari Matahari itu. Ingenuity sebelumnya sudah diuji coba berkali-kali di Bumi. Kini, saatnya untuk dioperasikan langsung di planet Mars.

"Helikopter Mars adalah demonstrasi teknologi yang dirancang untuk menambah dimensi udara ruang angkasa," ujar MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity.

Setelah Perseverance mendarat, Ingenuity akan pergi ke lokasi terdekat yang dinilai cocok untuk melakukan uji terbang. Menurut MiMi ini merupakan sebuah proses yang kompleks dan membutuhkan waktu sekitar 10 hari.

Mengutip Spacenews, pada penerbangan pertama, Ingenuity akan menuju ketinggian tiga meter dan melayang selama 20 detik.

"Ini benar-benar akan menjadi momen Wright Bersaudara (penemu pesawat terbang), tapi di planet lain," katanya.

Misi Ingenuity di Mars akan berlangsung selama 30 hari. Penerbangan tersebut akan menuju ketinggian tiga hingga lima meter dan menempuh jarak 50 meter ke bawah, lalu kembali ke zona pendaratan.

Proyek senilai US$85 juta ini bertujuan sebagai demonstrasi teknologi. Beberapa ilmuwan yang terlibat dengan Mars 2020 menentang dimasukkannya helikopter, dengan alasan bahwa tes tersebut akan memakan waktu lama dari operasi penjelajah selama fase awal misi.

Namun NASA tetap memutuskan untuk menerbangkan helikopter di misi tersebut yang kemudian diberi nama Ingenuity.

Jika berhasil, Ingenuity dapat membuka jalan untuk menerbangkan helikopter yang lebih canggih pada misi robot dan awak di masa depan, yang berfungsi sebagai pengintai. NASA mengibaratkan Ingenuity adalah Sojourner versi era modern.

Sojourner adalah penjelajah Mars pertama NASA, yang diterbangkan dalam misi Mars Pathfinder yang mendarat pada tahun 1997.

Perseverance sebagian besar muatannya adalah instrumen sains yang dimaksudkan untuk mempelajari planet ini dan mencari bukti kehidupan lampau. Salah satunya teknologi untuk memproduksi oksigen di Mars.

Eksperimen Mars Oxygen In Situ Resource Utilization (ISRU), atau MOXIE, akan mencoba mengubah karbon dioksida di atmosfer Mars menjadi oksigen.

Teknologi tersebut dinilai penting untuk misi manusia ke Mars di masa depan. Hal ini berguna untuk kru agar dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan.

MOXIE akan dinyalakan tiga kali dalam 30 hari pertama setelah mendarat, dengan dua hari pertama untuk menguji muatan. MOXIE akan dijalankan setidaknya 10 kali selama misi berlangsung, untuk menguji kemampuannya menghasilkan oksigen pada waktu dan musim yang berbeda dalam setahun.

MOXIE akan dioperasikan sekitar satu jam, dan berharap bisa menghasilkan 6 hingga 10 gram oksigen.

Mengutip situs resmi NASA, Perseverance juga dilengkapi dengan SuperCam yang digunakan untuk menggerakkan batuan di planet Mars untuk menganalisis komposisi kimianya.

Aspek tambahan dari instrumen itu adalah mikrofon yang akan mendengarkan saat laser menyala. Hal ini dapat memberikan petujung kepada para ilmuwan tentang keras dan sifat pada batuan yang diteliti. Mikrofon juga memiliki fungsi lain, yaitu untuk mendengarkan angin dan mendengarkan penjelajahan.

Mikrofon, katanya, akan berfungsi bagi para ilmuwan untuk mempelajari turbulensi atmosfer dengan mendengarkan angin. Mikrofon juga dapat memberikan informasi diagnostik tentang penjelajah itu sendiri.

Misi Mars 2020 NASA menambahkan teknologi entry, descent, and landing (EDL). Ini merupakan sistem navigasi canggih untuk melakukan penjelajahan dengan mendeteksi dan menghindari medan berbahaya dengan cara mengalihkan ke daerah sekitarnya.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER