Lewati 2 Uji Klinis, Vaksin China Anhui Dinyatakan Aman

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 11:36 WIB
Menurut peneliti Unpad, vaksin China Anhui terbukti aman dan tidak menimbulkan efek serius serta memberikan kekebalan yang baik
Ilustrasi vaksin China Anhui yang diuji peneliti Unpad. (Foto: iStockphoto/Halfpoint)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) segera melaksanakan uji klinis fase III vaksin rekombinan Covid-19 yang dikembangkan produsen vaksin asal Tiongkok, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co., Ltd.

Peneliti utama uji klinis fase III vaksin rekombinan Covid-19 Rodman Tarigan mengatakan, vaksin rekombinan Covid-19 yang dikembangkan Anhui sudah dinyatakan aman berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 yang sudah dilakukan.

"Vaksin Covid-19 rekombinan telah melewati uji klinis fase I dan II di China. Vaksin terbukti aman dan tidak menimbulkan efek serius serta memberikan kekebalan yang baik," kata Rodman dalam jumpa pers di Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Kota Bandung, Selasa (2/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rodman menuturkan, penelitian uji klinis fase III vaksin rekombinan ini juga telah mendapatkan izin persetujuan dari Komite Etik RS Hasan Sadikin dan Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM).

Selain di Indonesia, uji klinis fase III vaksin Covid-19 rekombinan juga diselenggarakan di beberapa negara lain seperti Ekuador, China, Pakistan, dan Uzbekistan.

"Total target dari uji klinis fase III vaksin Covid-19 rekombinan adalah 29.000 subjek relawan dari beberapa negara," tutur Rodman.

Sedangkan uji klinis fase III vaksin Anhui di Indonesia memerlukan 4.000 relawan. Proses uji klinis akan dilakukan di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung. Untuk kota Bandung, jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 2.000 orang.

Terdapat enam rumah sakit di Bandung yang ditunjuk sebagai lokasi uji klinis, antara lain RS Hasan Sadikin, RS Immanuel, RS Advent, RS Al-Ihsan, RS Unggul Karsa Medika, dan RSIA Limijati.

"Pendaftaran relawan uji klinis vaksin rekombinan di Bandung terbuka untuk warga domisili Bandung berusia 18 tahun ke atas tanpa batasan maksimal usia, dalam kondisi sehat dan belum menerima vaksin Covid-19 sebelumnya," ujar Rodman.

Setiap relawan akan menerima tiga kali dosis penyuntikan dengan interval masing-masing penyuntikan selama satu bulan. Selanjutnya, para relawan akan dilakukan pemantauan selama 12 bulan setelah dosis terakhir.

"Dalam uji klinis ini, relawan tidak dibebankan biaya apapun dalam penelitian ini," kata Rodman.

Vaksin rekombinan sendiri bukanlah hal baru dalam dunia medis. Rodman menjelaskan, vaksin rekombinan yang selama ini sudah banyak beredar adalah vaksin hepatitis B yang banyak digunakan di fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Artinya vaksin rekombinan sudah familiar oleh dokter umum, dokter anak, hingga perawat dan bidan," ungkap Rodman.

Selain itu, vaksin rekombinan juga bisa disimpan antara suhu 2-8 derajat Celcius. Artinya, proses penyimpanannya tidak memerlukan perangkat yang khusus, sehingga tidak terlalu sulit untuk menyediakan peralatan penyimpanan.

(hyg/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER