Dalam riset itu, IDC mencatat pengiriman smartphone di Indonesia mencapai 11,7 juta unit pada kuartal keempat tahun 2020, menutup tahun 2020 dengan total 36,8 juta unit dan pertumbuhan tahunan 1 persen meskipun tertekan oleh Covid-19 hampir sepanjang tahun.
Pasar, kata IDC mengalami penurunan tajam sebesar -18 persen YoY di paruh pertama tahun 2020 karena lockdown diterapkan, tetapi dapat pulih dengan cepat di paruh kedua 2020 dengan mencatatkan pertumbuhan 19 persen YoY.
Market Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian menilai tertahannya pembelian smartphone karena kekurangan pasokan dan penutupan ritel pada kuartal kedua tahun 2020 ditambah peningkatan utilitas smartphone untuk mendukung berbagai aktivitas stay-at-home menyebabkan pemulihan yang cepat sepanjang paruh kedua tahun 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daya beli konsumen yang lebih rendah dan kebutuhan akan smartphone yang layak, kata dia juga mendorong pertumbuhan segmen low-end (US$100 "Pasar smartphone Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah bagaimana cara orang berinteraksi. Kebutuhan akan smartphone melonjak, baik itu untuk mendukung Work-from-Home, Homebased-Learning, layanan streaming hiburan, atau sekedar berkomunikasi secara virtual," kata Risky. "Penerapan regulasi registrasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) juga terus menunjukkan hasil yang positif, dengan meminimalisir peredaran smartphone ilegal di pasaran. Faktor ini diperkirakan memiliki peran besar untuk pemulihan pasar smartphone lebih lanjut di tahun 2021 dan seterusnya, di mana kami memperkirakan akan tumbuh sekitar 20 persen pada tahun 2021," tambahnya.
(jps/dal)
Lihat juga:
Bocoran Vivo S9, Fokus Poles Kamera Selfie
[Gambas:Video CNN]