TIPS OTOMOTIF

Cara Menghemat Penggunaan Ban Truk

CNN Indonesia
Selasa, 06 Apr 2021 08:45 WIB
Ban yang kurang tekanan udara dapat menyebabkan aus tidak merata, kerusakan separation (kembung), boros bahan bakar, hingga ban pecah.
Tips menghemat penggunaan ban truk. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ban punya masa pakai sehingga wajib diganti secara berkala untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan saat perjalanan. Hal tersebut berlaku bagi setiap kendaraan, termasuk model niaga, yakni truk sebab memiliki jam terbang tinggi.

Dalam hal penggantian ban, tentu ini akan berdampak pada ongkos operasional yang tiba-tiba membengkak sebab ban baru tentu tidak murah.

Untuk itu tiap pengusaha perlu memperhatikan sejumlah trik yang setidaknya dapat diterapkan untuk membuat ban lebih awet. Dengan begitu interval penggantian ban rutin dipastikan dapat lebih panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) Hankook Tire Sales Indonesia Ahmad Juweni, salah satu jurus keawetan ban dan keselamatan berkendara dengan menjaga tekanan angin.

Ban yang kurang tekanan udara atau under inflation dapat menyebabkan aus tidak merata, kerusakan separation (kembung), boros bahan bakar, hingga ban pecah.

Sebaliknya, ban yang kelebihan tekanan angin dapat mengurangi traksi, aus yang tidak wajar pada bagian tengah telapak ban, serta rawan terhadap pecah karena benturan.

Setiap ban memiliki standar maksimal tekanan angin yang perlu diisi, begitupun standar maksimal beban yang mampu ditopang. Pengendara juga perlu menggunakan ban sesuai standar tersebut agar dapat berfungsi optimal dan menghindari risiko kecelakaan.

"Namun kenyataannya, sebagian besar kendaraan mengangkut beban melebihi standar. Jika sewaktu-waktu Anda dihadapkan pada situasi ini, maka sebagai antisipasi sementara, tekanan angin harus ditambah dan kecepatan kendaraan harus dikurangi," kata Ahmad dalam keterangan tertulis, Senin (5/4).

Ia menjelaskan tekanan angin akan berkurang seiring waktu. Maka sebaiknya dilakukan pengecekan secara rutin sekitar 10-14 hari sekali.

Beberapa perusahaan bahkan kini telah menerapkan sistem pre-inspection sebelum kendaraan meninggalkan garasi, di mana salah satu bagian wajib dicek adalah tekanan angin.

Selain itu, pastikan juga pentil bekerja dengan baik dan tidak ada kebocoran. Pastikan tutup pentil selalu terpasang untuk menghindari kerusakan akibat serpihan pasir atau batu-batu kecil.

"Tutup pentil terlihat sepele, namun jika isi pentil rusak, tekanan angin akan berkurang lebih cepat dan dapat menyebabkan kerusakan ban," ungkap dia.

Ia menambahkan spooring atau wheel alignment (penyelarasan roda kendaraan) juga bisa jadi jurus untuk memperpanjang umur pakai ban secara signifikan. Setelan roda yang tidak selaras akan berdampak pada kemudi yang tidak stabil dan menyebabkan aus ban tidak wajar yang memperpendek umur pakai ban.

Khusus spooring kendaraan niaga, toe in/toe out atau selisih jarak kesejajaran antara roda bagian depan dan belakang perlu disesuaikan.

Selanjutnya, king pin atau besi yang berada pada ban kanan dan kiri bagian depan perlu dicek keausannya karena dapat mempengaruhi keausan ban menjadi tidak rata. Selain itu perlu juga melakukan pengecekan keseimbangan pelek, sistem rem, dan kondisi bearing.

Kata Ahmad tidak ada aturan baku mengenai kapan penyetelan roda perlu dilakukan. Tapi jika mengikuti anjuran pabrikan, spooring sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali atau apabila kendaraan telah menempuh jarak sejauh 20.000 kilometer atau jika terdapat tanda-tanda keausan tidak wajar serta kemudi tidak stabil.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER