Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menyatakan ada dua kendala pengembangan jaringan 5G di Indonesia. Dia mengatakan dua kendala berkaitan dengan spektrum frekuensi dan standardisasi.
"Kendala ada dua, pertama alokasi spektrum frekuensi dan kedua ada standardisasi," ujar Heru kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/4).
Heru menuturkan sebenarnya keduanya bisa mengikuti trend di banyak negara dan aturan yang sudah ditetapkan International Telecommunication Union (ITU). Dalam hal frekuensi misalnya, dia menyebut utamanya di 3,5 GHz, kemudian 2,5/2,6 GHz dan 700 MHz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berkata frekuensi itu sudah banyak dipakai di banyak negara. Sehingga, perlu jadi pilihan Indonesia agar dapat interoperabilitas dan perangkat yang lebih murah dibanding frekuensi eksklusif yang hanya dipakai di beberapa negara.
"Jadi ini harus fokus dan segera ada upaya pembebasan mengingat ada penggunaan di frekuensi tersebut saat ini," ujarnya.
Heru menyampaikan Indonesia sebaiknya mengikuti ITu dalam hal standarisasi. Dia meminta pemerintah tidak membuat standar sendiri.
"Sebab kita pernah gagal saat mengadopsi WiMax dengan standar yang berbeda," ujar Heru.
Di sisi lain, Heru Undang-Undang Cipta Kerja membantu karena ada bahasan mengenai Analog Switch Off (ASO), dimana maksimal selesai 2 November 2022. Sehingga frekuensi itu akan siap juga ketika digunakan.
Anggota Tim Pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo menyatakan ada kekeliruan mendasar tentang 5G, yakni persepsi bahwa penggelaran jaringannya haruslah seluas 3G atau 4G. Dia menilai hal ini terjadi tidak hanya di kalangan masyarakat awam, tetapi juga di strata penentu kebijakan.
Platform 5G juga dianggap menjanjikan waktu latensi yang amat singkat, sekitar 4 ms atau 5 kali dibandingkan 4G. Lengkap sudah, kata dia mimpi mengunduh film berdurasi putar 1 jam hanya dilakukan dalam sekejap.
"Orang lantas berangan-angan bahwa dengan ponsel 5G di genggamannya, maka ia bisa melakukan akses internet dengan transmission speed 20 Gbps atau 20 kali dari 4G LTE yang digunakannya sekarang," ujar Garuda.