Deretan Masalah Pembangunan Jaringan 5G di Indonesia

jps | CNN Indonesia
Jumat, 09 Apr 2021 20:50 WIB
Ahli membeberkan beberapa kendala pengembangan jaringan 5G di Indonesia, salah satunya soal spektrum frekuensi dan standardisasi.
Ilustrasi 5G. (iStockphoto/AndreyPopov)

Agar tidak terjadi kesalahan tafsir, dia menyarankan penggelaran seluler 5G di fase awal haruslah menyasar segmen kawasan industri, pabrik berteknologi maju, rumah sakit besar, bandara/ pelabuhan dan sebangsanya. Dengan coverage yang terbatas atau klaster-klaster.

Kemudian, Garuda menyampaikan tersediaya spektrum frekuensi sebagai 'lahan' adalah prasyarat utama untuk penggelaran 5G.

Masalahnya, dia melihat pita bebas yang tersedia amat terbatas, tapi operator peminat 5G banyak dan spektrum yang ada saat ini masih diduduki oleh operator BWA (WiMax), transmisi satelit, televisi analog dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Garuda memandang lelang pita frekuensi radio di pita 2,3 GHz pada rentang 2360 - 2390 MHz (30 Mhz) yang dilakukan Kominfo sekitar akhir tahun 2020 yang lalu, sebenarnya adalah langkah maju menuju era 5G Indonesia.

Tiga operator, yaitu Telkomsel, Smartfren dan Hutchison Tri, masing-masing mendapatkan 10 MHz dengan harga penawaran yang sama Rp144,8 miliar, atau US$10 juta.

"Artinya harga spektrum di 2,3 GHz tersebut, sekitar US$1 juta per 1Mhz band. Sayang prosesnya kemudian dihentikan (dibatalkan) pada minggu ke-3 Januari 2021. Mengapa? Banyak yang menduga harga tersebut terlalu 'murah', bila kemudian juga menjadi referensi sebagai uang ganti rugi bagi pemilik lahan di spektrum tersebut," ujarnya.

Garuda berkata harapan berikutnya adalah program ASO bagi televisi analog bermigrasi ke sistem digital. Dengan ASO maka spektrum 700 MHz yang berlebih dapat digunakan untuk mobile internet broadband 5G.

"Selain itu, spektrum frekuensi di 3,5 GHz yang saat ini antara lain digunakan untuk transmisi satelit Telkom, sangat ideal dipakai berbagi untuk 5G," ujar Garuda.

Lebih dari itu, Garuda menyampaikan ada tiga lapisan spektrum yang bisa dialokasikan bagi 5G, yaitu: lower band (orientasi cakupan) di pita 700, 800, 900 Mhz; mid band (orientasi kapasitas) di pita 2,3 atau 2,6, atau 3,5 GHz; dan upper band (orientasi kendali) di pita 26 dan 28 GHz.

"Hal ini dimungkinkan karena 5G termasuk dalam network neutrality," ujarnya.

(dal/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER